Indonesia dan Amerika Serikat mempererat kerja sama bilateral terkait perubahan iklim dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mendorong kolaborasi untuk saling mendukung dalam menciptakan terobosan guna penyerapan emisi karbon sambil tetap memastikan terjadinya pembangunan ekonomi.

Dalam keterangan tertulis KLHK yang diterima di Jakarta, Jumat, Menteri LHK Siti mengatakan saat ini tengah terjadi kondisi di mana ekologi harus tetap terjaga, tetapi ekonomi juga harus terus tumbuh dan berkembang.

"Sehubungan dengan itu, kami berharap kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat melalui Bilateral Climate Change Working Group 2 Task Force on Natural Capital and Ecosystem Services dapat difokuskan untuk saling mendukung dalam menjaga ekosistem alam, serta menciptakan terobosan untuk mengoptimalkan penyerapan emisi karbon dengan tetap mempertimbangkan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," kata Siti.

Hal itu disampaikan oleh Menteri LHK ketika berbicara dalam pertemuan Gugus Tugas 2, Kelompok Kerja Perubahan Iklim mengenai Natural Capital and Ecosystem Services: FOLU, Mangroves, and Ocean pada Rabu malam (3/8).

Dalam kesempatan itu dia menjelaskan bahwa Indonesia sudah melakukan berbagai langkah perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Salah satunya dalam upaya memenuhi komitmen Perjanjian Paris, Indonesia meluncurkan apa yang disebut FOLU Net Sink 2030.

Dengan target tersebut Indonesia ingin mencapai pengurangan emisi GRK dari sektor kehutanan dan lahan dengan tingkat penyerapan sama atau lebih tinggi dari tingkat emisi pada 2030.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia dan AS mempererat kerja sama terkait perubahan iklim

Pewarta: Prisca Triferna Violleta

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022