Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengisahkan pengalamannya saat menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meminta alutsista perang untuk TNI.
 
Megawati mengatakan hal itu di hadapan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono saat menjadi pembicara kunci Talk Show "Tapak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara" yang digelar TNI Angkatan Laut di geladak KRI Dewaruci, Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara, Kamis.
 
Ia mengaku saat menjadi Presiden pernah menanyakan tentang kekuatan militer di Tanah Air.
 
"Saya tanya langsung kekuatan angkatan kita ini berapa banyak, aduh semua laporannya, kok, tidak menggembirakan. Makanya, saya pergi ke Rusia," kata Megawati.
 
Megawati juga pernah meminta alutsista kepada Amerika dan Inggris namun tidak digubris. Padahal, kekuatan militer Indonesia pada zaman Presiden Soekarno terkuat di Asia Tenggara.
 
"Waktu itu saya minta pada Amerika enggak dikasih, saya minta pada Inggris enggak dikasih. Saya bilang iki piye toh yo, kok, sombong-sombong banget. Ini pengalaman saya yang sekarang bisa diceritakan, bukan untuk menyombongkan diri. Bayangkan, katanya kekuatan kita waktu zaman bapak saya terkuat di Asia Tenggara, lalu sekarang bagaimana 'kan begitu sebagai presiden," jelas Megawati.
 
Pada kesempatan "Tapak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara" yang digelar TNI Angkatan Laut tersebut, Megawati Soekarnoputri berpendapat Ratu Kalinyamat layak mendapat gelar pahlawan nasional karena memiliki kegigihan menghadapi kolonial Portugis.

"Saya setuju banget nama beliau dijadikan pahlawan. Ini kembali bukan karena saya subjektif sama perempuan. Enggak, loh, saya 'kan pernah tahu sebagai presiden untuk menjadikan seorang pahlawan itu tidak gampang," ucap Megawati, di Jakarta Utara, Kamis.

Bahkan, Portugis mencatatnya sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame, yang berarti Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani.

"Coba bayangkan, duh, orang penjajah mengakui, kok, kita sendiri, ya, ndak. Jadi, saya setuju banget," kata Megawati.

Megawati mengutip kisah Ratu Kalinyamat yang bersemangat membangun kapal perang dan mengirimkannya untuk menyerang Portugis pada tahun 1551, membantu Sultan Johor di Malaka, Sultan Ternate, Sultan Hitu, dan puncaknya pada tahun 1574 ketika membantu Sultan Aceh menghadapi Portugis.

Ia lantas menyinggung juga sosok laksamana perempuan pemberani dari Bumi Serambi Mekah, Aceh. Laksamana Malahayati mampu mengalahkan Cornelis de Houtman melalui duel satu lawan satu.

"Ketegasan yang tidak tertandingi Ratu Shima di Kerajaan Kalingga di pantai utara Jawa," ujarnya.

Ratu Kalinyamat, Laksamana Malahayati, dan Ratu Shima, menurut Megawati, hanyalah sedikit contoh betapa Nusantara begitu kaya dengan tokoh-tokoh maritim, dan banyak di antaranya adalah tokoh perempuan.

Megawati berharap kaum perempuan modern Indonesia untuk berani memperjuangkan hak-haknya dan bisa tampil sebagai pemimpin.
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kisah Megawati telepon Vladimir Putin minta alutsista perang

Pewarta: Syaiful Hakim

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022