Rejanglebong (Antara) - Menjelang datangnya bulan puasa Ramadhan 1435 Hijriah para perajin kolang-kaling di sejumlah kecamatan di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, saat ini mulai bermunculan.

Pantauan di lapangan Senin, para perajin kolang-kaling atau yang disebut masyarakat setempat "beluluk" yang mulai terlihat ini antara lain beberapa lokasi di Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Desa Air Merah, Kecamatan Curup Tengah, kemudian di sejumlah desa dalam Kecamatan Binduriang dan Sindang Kelingi, mereka sejak jauh-jauh hari mulai memproduksi buah aren itu untuk dijadikan manisan kolang-kaling guna memenuhi permintaan pedagang di dalam maupun luar kota.

"Ini semua pesanan dari pedagang pengumpul untuk dijual ke Bandung, mereka memesan sejak sebulan sebelum datangnya puasa. Kolang-kaling yang sudah jadi disimpan di bak penampungan dan jika sudah banyak akan diambil pemesan," kata Sukri (44) salah seorang perajin kolang-kaling di Desa Air Merah, Kecamatan Curup Tengah.

Manisan kolang-kaling yang dihasilkan warga daerah itu kata dia, setiap tahunnya bisa mencapai puluhan ton. Buah yang diambil dari pohon aren tersebut dijual ke pedagang pengumpul yang selanjutnya dipasarkan ke Kota Curup, Kota Bengkulu, serta kota/kabupaten di Provinsi Sumsel hingga ke sejumlah daerah di Jawa.

Manisan kolang-kaling itu sendiri kata dia, biasanya dijadikan kolak untuk berbuka puasa, saat ini mereka jual seharga Rp3.000 hingga Rp4.500 per kg, tergantung dengan kualitas buahnya. Buah itu sendiri mereka beli dari petani gula aren, per tandan yang beratnya bisa mencapai 25 kg, dengan harga Rp15.000 - Rp20.000 per tandan.

Hal senada disampaikan rekannya Supriyatno (35) untuk memenuhi permintaan manisan kolang-kaling dari Jawa setiap tahunnya para pemesan ini biasanya akan mengirimkan pekerja khusus yang sudah terampil guna mengolah buah beluluk dari kebun warga.

"Pada tahun-tahun sebelumnya toke dari Jawa langsung mengirimkan pekerjanya untuk memenuhi permintaan kolang-kaling baik permintaan pabrik maupun pedagang manisan kolang-kaling. Mereka biasanya mengontrak rumah kemudian membeli buah dari kebun dan mengolahnya serta langsung mengirimnya ke Jawa," ujarnya.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014