Seekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) berjenis kelamin betina yang dipasangi alat GPS collar ditemukan mati oleh Tim Patroli Konsorsium Bentang Alam Seblat di kawasan hutan produksi Air Rami Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu Said Jauhari di Bengku, Selasa, mengonfirmasi temuan kerangka gajah sumatera yang mati di kawasan hutan produksi tersebut.

Menurut Penanggung jawab Konsorsium Bentang Alam Seblat Ali Akbar, petugas patroli menemukan GPS Collar di dekat tengkorak gajah sumatera yang ditemukan di Air Rami.

Ia mengemukakan bahwa gajah sumatera tersebut mati diperkirakan mati pada 20 Agustus 2022 karena pada saat itu gajah yang dipasangi kalung pelacak tidak menunjukkan pergerakan.

Ali menjelaskan bahwa pada 25 November 2020 pemasangan GPS Collar dilakukan pada satu gajah sumatera betina berusia sekitar 30 tahun di hutan produksi Air Rami.

Gajah tersebut diduga mati. Penyebab kematiannya belum diketahui.

Ketua Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) Dony Gunaryadi mengatakan bahwa temuan kerangka gajah di kawasan hutan Air Rami menunjukkan perlunya peningkatan upaya konservasi gajah.

"Kami meminta keseriusan dari aparat yang berwenang untuk mengusut penyebab kematian gajah tersebut," katanya.

Sementara itu, Ali menyampaikan bahwa upaya pelestarian gajah semakin sulit ketika habitat gajah terus dirambah.

"Upaya pelestarian gajah sumatera dengan populasi tidak lebih dari 50 ekor semakin sulit untuk dilakukan dan ancaman keselamatan habitat gajah terus menerus terjadi," katanya.

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rangka gajah sumatera dengan GPS Collar ditemukan di hutan Air Rami

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022