Jakarta (Antara) - Ketua Dewan Koordinasi Nasional Laskar Santri Nusantara (LSN) Muhammad Utomo mendesak politisi Partai Keadilan Sosial (PKS) Fahri Hamzah terkait pernyataannya tentang hari santri nasional dan menghina Calon Presiden Joko Widodo.

"Fahri Hamzah harus meminta maaf kepada ribuan bahkan jutaan santri se-Indonesia karena telah menyakiti perjuangan yang telah dilakukan oleh para santri dalam meraih kemerdekaan," kata Muhammad Utomo di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan niat baik Jokowi untuk menjadikan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional telah dinodai oleh Fahri Hamzah. Utomo menilai bahwa kedewasaan berpolitik Fahri Hamzah masih perlu di pertanyakan dan dinilai masih dangkal.

"Jokowi sangat yakin bahwa santri adalah kekuatan akar rumput di Indonesia apalagi ketika mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, sehingga sudah semestinya bahwa santri tidak dipandang sebelah mata," ujarnya.  

Menurut dia, penghinaan yang dikatakan oleh Fahri Hamzah merupakan penghinaan kepada ribuan bahkan jutaan santri, ulama dan khususnya pesantren-pesantren di Indonesia.

Ia menegaskan kalau Jokowi jadi presiden, para santri siap menagih janji Jokowi untuk mewujudkan hari santri, karena hari santri sebagi wujud penghargaan pemerintah kepada kaum santri di Indonesia.    

Dengan hari santri nasional maka akan diisi dengan syiar agama Islam, lomba MTQ, lomba marawis dan juga menjadi penghargaan bagi para santri, sehingga bisa menjadi hari bersejarah.

"Kami minta Prabowo-Hatta tidak membiarkan perilaku antisantri dari pernyataan Fahri yang tidak bermoral," tutupnya.

Kritik Fahri soal janji Hari Santri itu disampaikan lewat akun Twitter @fahrihamzah pada Kamis (27/6/). Fahri menulis, "Jokowi janji 1 Muharam hari santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!"

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang akan dilaksanakan 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasangan calon, yakni Prabowo Subianto dengan Hatta Rajasa dan Joko Widodo (Jokowi) dengan Jusuf Kalla.***1***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014