Bengkulu (Antara) - Pemerintah Kota Bengkulu memperketat pengawasan pendatang dari luar daerah guna mengawasi masuknya penghuni Lokalisasi Dolly, Surabaya ke Bengkulu.

"Memang sudah ada informasi, sebagian penghuni Dolly menyebar ke daerah lain, termasuk Kota Bengkulu, karena itu kami mengantisipasi agar mereka tidak pindah ke daerah ini," kata Wali Kota Bengkulu, Helmi Hasan, di Bengkulu, Selasa.

Dia mengatakan pihaknya meningkatkan intensitas pengawasan jalur masuk, baik jalur transportasi darat, laut, maupun udara.

"Kami mengawasi bandara, pelabuhan dan terminal. Pendatang yang berkunjung ke Bengkulu, kita lihat identitas dan asal usulnya," kata dia.

Pendatang yang ditemukan berasal dari Pulau Jawa akan dilakukan pemantauan khusus dan mereka yang terindikasi penghuni Dolly akan dilakukan pemulangan ke daerah asal.

"Kita tidak mau mereka melakukan tindakan kegelapan di daerah Bengkulu, karena kita sudah menerapkan program Bengkulu religius," ucapnya.

Wali kota mengatakan pihaknya melalui Dinas Sosial Kota Bengkulu, melakukan pengawasan khusus di eks lokalisasi RT.8, Pulau Baai, daerah itu.

"Kami akan datang dari pintu ke pintu, selain untuk pengawasan, juga untuk membina warga RT.8, kami membawa ustaz, pastur, pendeta dan biarawan untuk memberikan pencerahan agama kepada penghuni eks lokalisasi itu," kata Helmi.

Dia mengungkapkan penutupan serupa dengan Lokalisasi Dolly di eks lokasisasi RT.8 merupakan langkah yang kurang tepat, karena APBD Bengkulu jauh lebih kecil dibandingkan dengan Surabaya.

"Kita tidak sanggup bagi-bagi uang seperti di sana, karena itu kita lebih mengedepankan tindakan persuasif dengan menanamkan nilai dan norma agama di eks lokalisasi," katanya. ***3***

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014