Konsulat Jenderal RI Jeddah menjalin kerja sama dengan tujuh kampus (universitas) di Indonesia di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
"Sejumlah poin penting dari kerja sama yang telah terjalin adalah memfasilitasi kerja sama antara universitas di Indonesia dengan universitas di Arab Saudi yang meliputi joint research, joint project and collaboration, student and researcher exchange," kata Konsul Jenderal RI Jeddah Eko Hartono usai bertemu dengan Rektor Unair, Prof Dr Muhammad Nasih di Surabaya, Rabu.
Tujuh kampus tersebut adalah Universitas Airlangga (Unair), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Eko yang didampingi Pelaksana Fungsi Pensosbud, Ahmad Muhammad dan Kepala Sekolah Indonesia Jeddah Sutikno, mengatakan pertemuan dengan Unair merupakan bagian dari agenda Roadshow KJRI Jeddah ke universitas-universitas di Indonesia.
Eko dalam pertemuannya dengan para rektor dan pimpinan universitas juga sepakat memajukan pendidikan di Indonesia serta mempromosikan pendidikan Indonesia kepada para mitra universitas di luar negeri, khususnya di Arab Saudi.
Sementara itu, beberapa universitas di Arab Saudi yang memiliki peringkat baik dunia di bidang sains dan teknologi, seperti King Abdul Aziz University Jeddah dan King Abdullah University of Science & Technology Jeddah, Universitas Islam Madinah dan Universitas Umm Al-Qurra yang terkemuka di bidang Bahasa Arab dan ilmu-ilmu keislaman.
"Keunggulan universitas dalam berbagai bidang studi di Indonesia diharapkan dapat menarik minat mahasiswa Arab Saudi untuk menempuh studi di universitas di Indonesia. Apalagi, antara masyarakat Indonesia dan Arab Saudi telah memiliki kedekatan historis dan emosional, sehingga peluang terjadinya pertukaran mahasiswa terbuka lebar," kata dia.
Kerja sama yang terbangun antara KJRI Jeddah dengan beberapa universitas bertujuan untuk memberikan kesempatan lebih luas kepada putra-putri Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi untuk dapat meneruskan pendidikan tinggi di Indonesia.
Salah satu permasalahan utama PMI di Arab Saudi adalah tidak memiliki dokumen keimigrasian dan kependudukan. Mereka berasal dari keluarga kurang mampu dan lama tinggal di Arab Saudi secara ilegal (overstayer).
Akibatnya, anak-anak PMI tersebut hanya dapat bersekolah di Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ) dan Sekolah Indonesia Mekkah (SIM), karena sekolah lokal di Arab Saudi tidak mau menerima siswa berstatus overstayer.
Hal tersebut yang membuat peluang anak-anak PMI meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi sangat terbatas. Padahal, secara akademis, banyak dari anak-anak PMI berprestasi.
"Kerja sama ini diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan di kalangan PMI, sehingga tidak perlu menjadi pemukim ilegal di luar negeri," kata Eko Hartono.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KJRI Jeddah jalin kerja sama dengan tujuh kampus di Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
"Sejumlah poin penting dari kerja sama yang telah terjalin adalah memfasilitasi kerja sama antara universitas di Indonesia dengan universitas di Arab Saudi yang meliputi joint research, joint project and collaboration, student and researcher exchange," kata Konsul Jenderal RI Jeddah Eko Hartono usai bertemu dengan Rektor Unair, Prof Dr Muhammad Nasih di Surabaya, Rabu.
Tujuh kampus tersebut adalah Universitas Airlangga (Unair), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Eko yang didampingi Pelaksana Fungsi Pensosbud, Ahmad Muhammad dan Kepala Sekolah Indonesia Jeddah Sutikno, mengatakan pertemuan dengan Unair merupakan bagian dari agenda Roadshow KJRI Jeddah ke universitas-universitas di Indonesia.
Eko dalam pertemuannya dengan para rektor dan pimpinan universitas juga sepakat memajukan pendidikan di Indonesia serta mempromosikan pendidikan Indonesia kepada para mitra universitas di luar negeri, khususnya di Arab Saudi.
Sementara itu, beberapa universitas di Arab Saudi yang memiliki peringkat baik dunia di bidang sains dan teknologi, seperti King Abdul Aziz University Jeddah dan King Abdullah University of Science & Technology Jeddah, Universitas Islam Madinah dan Universitas Umm Al-Qurra yang terkemuka di bidang Bahasa Arab dan ilmu-ilmu keislaman.
"Keunggulan universitas dalam berbagai bidang studi di Indonesia diharapkan dapat menarik minat mahasiswa Arab Saudi untuk menempuh studi di universitas di Indonesia. Apalagi, antara masyarakat Indonesia dan Arab Saudi telah memiliki kedekatan historis dan emosional, sehingga peluang terjadinya pertukaran mahasiswa terbuka lebar," kata dia.
Kerja sama yang terbangun antara KJRI Jeddah dengan beberapa universitas bertujuan untuk memberikan kesempatan lebih luas kepada putra-putri Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi untuk dapat meneruskan pendidikan tinggi di Indonesia.
Salah satu permasalahan utama PMI di Arab Saudi adalah tidak memiliki dokumen keimigrasian dan kependudukan. Mereka berasal dari keluarga kurang mampu dan lama tinggal di Arab Saudi secara ilegal (overstayer).
Akibatnya, anak-anak PMI tersebut hanya dapat bersekolah di Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ) dan Sekolah Indonesia Mekkah (SIM), karena sekolah lokal di Arab Saudi tidak mau menerima siswa berstatus overstayer.
Hal tersebut yang membuat peluang anak-anak PMI meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi sangat terbatas. Padahal, secara akademis, banyak dari anak-anak PMI berprestasi.
"Kerja sama ini diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan di kalangan PMI, sehingga tidak perlu menjadi pemukim ilegal di luar negeri," kata Eko Hartono.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KJRI Jeddah jalin kerja sama dengan tujuh kampus di Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022