Mukomuko (ANTARA Bengkulu) - Petani kebun di Kecamatan Malin Deman, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu,  memutuskan selama musim kemarau menghentikan pemupukan tanaman sawitnya karena lahan kekeringan.

"Tanaman sawit terpaksa tidak kami berikan pupuk karena tanah saat ini kondisinya kering akibat lama tidak turun hujan," kata salah seorang petani Kecamatan Malin Deman Laban di Mukomuko, Kamis.

Selain dirinya tidak memberikan pupuk terhadap tanaman sawitnya, petani lainnya di Kecamatan Malin Deman dan Kecamatan Air Rami juga melakukan hal yang sama.

"Percuma saja kami memupuk sawit selama musim panas sekarang karena tidak bisa menyuburkan tanaman sawit, lebih baik tunggu hujan turun, setelah itu tanaman baru dipupuk." ujarnya.

Sedangkan produksi hasil panen sawit di daerah ini juga  mengalami penurunan rata-rata diatas 50 persen. "Jika selama ini dalam satu hektare masih dapat 1,5 ton, kini hanya 200-300/hekrtare," ujarnya.

Ketua Gabungan Petani Sawit (GPS) setempat Chairul Siregar sebelumnya mengatakan, produksi sawit turun terjadi sejak tiga bulan terakhir, karena secara alami tengah dilanda musim "trek" atau sedikit berbuah.

"Selama terjadi musim "trek", produksi buah sawit petani setiap satu hektare 400-500 kg/bulan, sedangkan normal bisa menghasilkan 1,5 ton- 2 ton/hektare/bulan," kantaya.

Musim tanaman sawit kurang berbuah di daerah ini, menurut dia, berlangsung selama empat bulan dan kini memasuki bulan ketiga, masih sekitar satu bulan lagi menunggu tanaman sawit dengan sendirinya berbuah dengan normal.

"Kemungkinan besar setelah bulan April tanaman sawit petani kembali berbuah normal dan ini terjadi terus menerus setiap tahun secara alami," tambahnya.(fto)

Pewarta:

Editor : Usmin


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012