Beijing (Antara) - Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo mengatakan hingga kini tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban gempa di Kota Zhaotong, Provinsi Yunnan, Tiongkok, pada Minggu (3/8).

"Hingga pagi ini, belum ada WNI yang menjadi korban gempa. Namun begitu, kami tetap memantau setiap perkembangan yang terjadi di sana," katanya, kepada Antara di Beijing, Selasa.

Soegeng mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia untuk memantau dan mengumpulkan informasi terkait gempa tersebut.

"Kami mengimbau bagi siapapun yang mengetahui adanya warga negara Indonesia yang menjadi korban untuk segera melaporkan kepada perwakilan RI di Tiongkok," ujarnya.

Hingga kini gempa tersebut telah mengakibatkan 398 orang meninggal dunia dan 800 lainnya luka-luka. Sekitar satu juta orang di kotapraja Ludian, Qiaojia, dan Zhaoyang di Zhaotong serta Huize menjadi korban gempa tersebut.

Sementara itu sekitar 230 ribu-an orang telah diungsikan ke wilayah yang aman dari gempa. Sekitar 5.500 orang petugas penyelemat dari Beijing, Shanghai, dan Guangzhou, telah dikerahkan ke lokasi bencana.

Pemerintah Tiongkok telah mengalokasikan dana sekitar 600 juta Yuan untuk memulihkan kondisi di wilayah bencana.

Sementara itu wakil dari kantor administrasi gempa Tiongkok Chen Hong memperingatkan semua pihak untuk mewaspadai adanya gempa susulan. "Sejak gempa utama terjadi tercatat sekitar 450 kali getaran yang cukup kuat."

"Gempa ini merupakan yang paling besar di Yunnan setelah tahun 2000. Meski titik hypocenter hanya memiliki kedalaman 12 kilometer, namun dengan kepadatan penduduk sekitar 270 per kilometer persegi, maka dampak korban jiwa yang ditimbulkan cukup besar," ungkapnya.

Apalagi sebagian besar rumah penduduk dibangun dari kayu yang sangat rentan terhadap guncangan, tambah Chen Hong.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014