Jakarta (Antara) - Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur menjadi daerah percontohan penerapan konsep "blue growth" atau ekonomi biru yang digagas Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dan Bank Dunia.

"Lombok Timur dan Lombok Tengah jadi percontohan ekonomi biru dengan sistem produksi yang menjaga daya dukung lingkungan," kata Angota Tim Ekonomi Biru Kementerian Kelautan dan Perikanan, Maskur saat acara "Workshop" di Jakarta, Senin.

Maskur di sela-sela pembahasan rencana aksi program kelautan global yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Bank Dunia, FAO dan Pemerintah Belanda di Jakarta mengatakan di dua daerah ini sudah diterapkan sistem zonasi pengelolaan sumber daya kelautan.

Menurutnya, sistem tersebut dapat mencegah dampak negatif pemanfaatan ruang terhadap lingkungan. Zonasi pemanfatan ruang terbagi menjadi zona konservasi, procesing atau zona produksi dan lainnya.

Di zona produksi di wilayah laut dikembangkan budidaya rumput laut dan ikan kerapu, wilayah payau menjadi lokasi pengembangan udang, sedangkan wilayah daratan menjadi lokasi budidaya mina padi.

Sedangkan di zona konservasi atau zona lindung adalah kawasan perairan yang kaya keanekaragaman hayati atau "biodiversity" yang penting dilestarikan.

"Pengelolaan sumber daya alam disesuaikan dengan zonasi dan komoditas yang dihasilkan dari setiap zonasi diupayakan nol limbah atau 'zero waste'," katanya.

Ia mengatakan penerapan ekonomi biru di wilayah ini mulai dari proses produksi yang ramah lingkungan dan hasil akhir yang tidak menyisakan limbah.

Dengan konsep tersebut, keberlangsungan pengelolaan sumber daya kelautan dalam pemenuhan pangan diharapkan dapat lestari.

"Sub sektor kelautan dan perikanan akan menjadi penopang perkonomian nasional dengan sumbangan 22 persen dalam PDRB, sehingga pemanfaatan laut harus diterapkan secara lestari dan berkelanjutan," katanya.

Direktur Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan ini mengatakan proyek percontohan ekonomi biru di dua daerah ini akan berlangsung hingga 2018.

Pembahasan rencana aksi global ekonomi biru dan ketahanan pangan tersebut merupakan tindak lanjut pertemuan "The Global Oceans Action Summit" yang digelar di Belanda pada April 2014.

Pemerintah Indonesia secara sukarela mengusulkan diri sebagai sekretariat kelompok kerja atau forum kerja konsultatif dengan dukungan FAO dan Bank Dunia. ***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014