Mukomuko (Antara) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, terpaksa menunda patroli pengamanan perairan laut di daerah itu karena cuaca buruk.

"Kami memang mau melakukan patroli laut. Karena cuaca buruk jadi dilakukan bulan depan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Mukomuko Junaidi di Mukomuko, Jumat.

Ia mengatakan pada September 2014 cuaca di perairan laut di daerah setempat sedang buruk, sehingga berbahaya tidak hanya bagi nelayan setempat tetapi juga instansi itu yang melakukan patroli di laut.

Untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan, katanya, sebaiknya kegiatan patroli ditunda sampai bulan depan atau saat cuaca di daerah itu kembali bagus.

"Kalau melakukan patroli sekarang, kapal petugas kami yang terancam tenggelam di laut," ujarnya.

Dia mengatakan patroli pengamanan perairan laut di daerah itu akan dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri atas petugas instansi itu dan pihak kepolisian resor setempat.

Ia menjelaskan kegiatan itu tidak hanya sebatas patroli pengamanan laut tetapi bagi kapal yang ketahuan menggunakan pukat harimau akan ditindak sesuai dengan aturan.     

"Soal sanksi biar polisi yang melakukannya sesuai dengan pelanggaran," ujarnya.

Terkait dengan dugaan kapal dari wilayah itu yang menangkap ikan menggunakan pukat "mini trowl" di perairan laut nelayan tradisional, katanya, jenis pukat tersebut perlu dibuktikan, pukat standar atau pukat harimau.

Ia mengatakan pengawasan kapal nelayan yang melanggar garis batas tangkapan, dilakukan oleh kelompok nelayan masing-masing.

"Pengawasan itu dari nelayan sendiri termasuk sanksinya sudah dibuat dan disepakati sebesar Rp10 juta hingga Rp20 juta per kapal," ujarnya.

Ia mengakui tidak ada aturan tertinggi terkait dengan ketentuan batas wilayah tangkapan.

"Aturan itu disepakati secara adat oleh nelayan setempat," katanya. ***1***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014