Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa Bengkulu memiliki potensi dan siap melakukan ekspor ikan ke negara lain, sebab hasil produksi ikan mencapai 72.000 ton lebih setiap tahunnya.

"Provinsi Bengkulu memiliki nilai tinggi atas sumber daya alam bidang perikanan tangkap. Dengan hasil produksi ikan per tahun mencapai 72.000 ton lebih sehingga Bengkulu siap mengekspor potensi perikanan laut ke negara lain," kata Kepala DKP Provinsi Bengkulu Syafriandi di Kota Bengkulu, Selasa.
 
Ia mengatakan bahwa nilai produksi perikanan tangkap di lautan wilayah Provinsi Bengkulu mencukupi kebutuhan ekspor nasional.
 
Namun, potensi tersebut belum dimaksimalkan oleh nelayan daerah dengan melakukan penjualan hasil laut ke daerah lain.
 
"Potensi ekspor kita tinggi, sumber daya siap, fasilitas ekspor siap. Tinggal lagi nelayan kita, apakah mereka mau melakukan ekspor atau masih akan terus menyuplai daerah lain untuk kebutuhan ekspor nya," ujarnya.
 
Selain itu, ada beberapa komoditi ikan yang siap memenuhi kebutuhan ekspor seperti ikan jenis Kerapu, ikan Tuna, dan ikan Jenihin.
 
Permintaan tiga jenis ikan tersebut sangat tinggi seperti Jepang, Thailand dan Malaysia yang siap mengimpor ikan dari Provinsi Bengkulu dengan angka puluhan ton.
 
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu berharap agar para nelayan dapat melakukan ekspor, sebab selama ini para nelayan Bengkulu telah melakukan ekspor ikan laut, namun melalui daerah lain.
 
"Pemerintah akan membantu dengan memfasilitasi jumlah yang tak terbatas, mulai dari pengolahan, pemaketan, hingga mengurus dokumen ekspor nya," terangnya.
 
Sebab, terang Syafriandi, pemerintah pernah memenuhi permintaan ekspor dari negara Malaysia pada 2018, sehingga tidak ada kendala untuk Bengkulu melakukan ekspor ikan.
 
Jika nelayan ingin memproduksi ikan dan berkelanjutan dapat menggunakan melalui pengelolaan sumberdaya dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan.
 
"Dengan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan, agar produksi ikan terus lestari sekaligus tidak merusak terumbu karang sebagai habitat asli ikan laut," jelas Syafriandi.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023