Bengkulu (Antara) - Pengguna kendaraan di Kota Bengkulu masih banyak yang melanggar aturan berlalulintas di jalan raya.

Beberapa pelanggaran yang kerap dilakukan antara lain menerobos lampu pengatur lalulintas, memasuki jalan yang ada tanda dilarang melintas, serta melawan arus demi mempersingkat jarak.

Belum lagi penggunaan perlengkapan berkendara seperti helm terutama bagi anak-anak dan pelajar yang diantar ke sekolah oleh orang tua atau keluarganya menggunakan sepeda motor.

"Jalan kan masih sepi, apalagi idak ado polisinyo (apalagi tidak ada polisinya," kata An, seorang pelajar yang ditanya mengapa menerobos jalan yang ada tanda larangan melintas (lingkaran merah dengan garis putih di tengahnya).

Begitu pula pelanggar melawan arus karena enggan memutar sebab lebih jauh jaraknya. Alasannya, sudah sering melakukan itu sejak memiliki kendaraan beberapa tahun lalu.

"Kami lah biaso lewat siko. Idak masalah. Buktinya idak ditangkap polisi (Kami sudah biasa lewat sini. Tidak masalah. Buktinya tidak ditangkap polisi)," kata Usman.

Usman pun mengakui, ketika kali pertama memiliki sepeda motor, dan sering melawan arus demi memperpendek jarak tempuh, arus lalu lintas masih sepi berbeda dengan sekarang yang sudah padat. Ia pun mengaku lebih berhati-hati terhadap kendaraan dari arah depannya, apalagi kepadatan lalulintas kian terasa.

Seiring waktu, pertumbuhan kendaraan di Kota Bengkulu cukup signifikan, terutama sepeda motor dan mobil pribadi sehingga mulai memberikan dampak kemacetan pada jam-jam dan tempat-tempat tertentu.

Kota Bengkulu tahun ini mendapatkan penghargaan Wahaya Tata Nugraha yaitu penghargaan yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia kepada kota-kota yang mampu menata transportasi publik dengan baik.

Ironisnya, Kota Bengkulu tidak memiliki bus kota dan terminal secara khusus seperti di kota-kota lainnya.

Tenaga pengajar Teknik Sipil Universitas Bengkulu sekaligus pengamat transportasi dan Kebijakan Publik Bengkulu, Hardiansyah ST MT, menyatakan Kota Bengkulu seharusnya sudah memiliki kendaraan transportasi jenis busway pada 2015.

"Kita lihat, lonjakan gejala kemacetan di Kota Bengkulu kian parah, sudah seharusnya kita punya Transbengkulu seperti Transjakarta," kata Hardiansyah.

Dia menilai, kendaraan angkutan publik massal seperti busway sangat cocok untuk menekan dan mencegah, saat kota akan mengalami kemacetan parah.

"Kalau tidak dibenahi, diprediksi pada 2017, Bengkulu juga akan merasakan kemacetan, karena saat ini saja sudah mulai terasa," katanya.

Menurut dia, pada 2012, kota ini sebagai ibu kota Provinsi Bengkulu sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda kemacetan.

"Pada 2012 sudah mulai terlihat masyarakat semakin banyak menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum, pada 2013 kita harus menunggu dua kali lampu merah di perempatan jalan dalam kota kalau mau melanjutkan perjalanan, dan sekarang bisa tiga kali atau empat kali lampu merah menyala agar bisa melewati perempatan tersebut," ucapnya.

Gejala kemacetan yang ditunjukkan kota tersebut, kata Hardiansyah, oleh karena banyaknya masyarakat yang beralih menggunakan kendaraan pribadi, setiap tahun angka pengguna kendaraan pribadi meningkat drastis.

"Banyak masyarakat yang memakai kendaraan pribadi untuk semua keperluan sehari-hari, ini dikarenakan orang beranggapan kendaraan pribadi seperti roda dua lebih efisien dibandingkan transportasi umum, sehingga membuat pengguna kendaraan pribadi melonjak," katanya.

Peningkatan volume kendaraan pribadi, menurut dia,menunjukkan kendaraan publik seperti angkutan kota sudah tidak lagi efisien untuk digunakan.

"Bisa kita lihat sekarang ini `load factor` dari angkutan kota hanya 0,4, jadi setiap keberangkatan hanya ada 3 sampai 4 penumpang dari 10 kursi yang tersedia, angkot tersebut juga tidak mementingkan ketepatan waktu, oleh sebab itu orang beralih menggunakan kendaraan pribadi, karena pasti jadwal berangkat dan sampainya," kata dia.

Realisasi Transbengkulu dengan enam koridor awal, merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, sebagai transportasi sehari-hari masyarakat setempat.

"Mengapa busway, karena lebih nyaman, harga terjangkau bagi masyarakat, dan tepat waktu, cukup lima atau enam koridor awal di jalan protokol Kota Bengkulu," ujarnya.

Enam koridor tersebut, yakni di Perempatan Betungan yang berbatasan dengan Kabupaten Seluma, Bandara Fatmawati, perempatan Polda dan RS M Yunus, perempatan Padang Harapan sebagai akses lokasi perkantoran Pemerintah Provinsi Bengkulu, pusat kota, serta terminal Sungai hitam sebagai akses dari Kabupaten Bengkulu Tengah dan Univesitas Bengkulu.

"Selain jalur protokol kota, menggunakan angkot sebagai alat trasportasi pengumpul menuju koridor busway," ujarnya.


Rambu jalan kurang


Brigjen Pol Tatang Soemantri ketika masih menjabat Kapolda Bengkulu, pada pekan terakhir September lalu mengakui provinsi tersebut masih kekurangan fasilitas rambu jalan, sehingga banyak oknum masyarakat melanggar aturan yang berakibat makin tinggi angka kecelakaan lalulintas.

"Mari kita gunakan kesempatan ini menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik terhadap msyarakat sesuai dengan visi dan misi jajaran kepolisian lalulintas," kata dia, ketika memberikan sambutan pada peringatan Hari Lalulintas.

Kapolda Bengkulu itu mengatakan, dua hal yang perlu diperhatikan yaitu tugas yang menghadirkan keselamatan di jalan, dan langkah-langah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

"Dalam hal ini sebagai pihak kepolisian akan terus melakukan perbaikan pelayanan dan menargetkan akan menurunkan angka kematian di jalan raya," katanya lagi.

Tatang menambahkan, masih banyak persimpangan jalan di wilayah provinsi itu yang belum mempunyai fasilitas, seperti lampu pengatur jalan dan fasilitas rambu-rambu yang kiranya mendukung kinerja kepolisian dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Jika tidak tersedia prasarana yang memadai, lanjut dia, tentu akan lebih menyulitkan pihak kepolisian dalam hal ini direktorat lalulintas dalam menjalankan pekerjaannya, terlebih masih banyak oknum masyarakat yang masih belum sadar hukum dengan sengaja melanggar aturan lalu-lintas. 

Lebih lanjut, ia menambahkan, Direktorat Lalulintas Polda Bengkulu perlu bekerja sama dengan pemerintah dalam perencanaan pembangunan infrastruktur jalan raya untuk memberi masukan, termasuk pembangunan infrastruktur lainya seperti mal dan pertokoan.

Apalagi kebanyakan yang dilakukan masyarakat membangun toko tanpa fasilitas parkir, sehingga nantinya akan berdampak pada pekerjaan polantas lagi, ujarnya pula.

Sementara itu, warga Bengkulu mengharapkan polisi lebih tegas dalam menindak pelaku pelanggaran aturan lalulintas, karena selain membahayakan bagi diri sendiri juga pengendara lain.

"Lihat saja masih banyak yang menerobos lampu merah dan melawan arus lalu-lintas," kata Khaerul, salah satu warga Kota Bengkulu.

Ia mengakui, polisi lalulintas di Bengkulu masih toleran terhadap sejumlah pelanggaran, berbeda dengan daerah Sumbagsel lainnya.

"Saya pernah ke Lampung, ada yang plat nomornya tidak standar saja ditilang. Itu yang benar," ujar dia.

Edukasi Sejak Dini

Siswa sekolah dasar di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, sejak dini sudah mulai diajarkan mengenali berbagai jenis rambu rambu lalu lintas dan fungsinya di jalan raya.

"Siswa sekolah dasar dua Kelurahan Pasar Mukomuko diajarkan oleh polisi wanita mengenali rambu lalu lintas," kata salah seorang guru SDN 2 Kelurahan Pasar Mukomuko, Lisa.

Ia mengatakan, siswa di sekolah itu diajarkan satu per satu oleh polisi wanita mengenali rambu rambu lalu lintas sekaligus fungsi rambu tersebut di jalan raya.

Menurutnya, polisi itu memperagakan gambar semua jenis rambu lalu lintas di jalan raya. Agar siswa dapat menghapal satu per satu rambu lalu lintas tersebut.

"Kegiatan ini sangat bagus untuk mendorong siswa SD agar mengetahui rambu lalu lintas dan menaatinya," ujarnya.

Ia mengatakan, kegiatan ini berlangsung sejak pagi hingga siang hari atau selama jam belajar siswa SD di wilayah itu.

Menurutnya, tidak hanya siswa SD kelas tinggi tetapi siswa SD kelas rendah pun diajarkan mengenali rambu rambu lalu lintas.

Ia berharap, kegiatan ini terus berlanjutnya tidak hanya pada materi tetapi juga praktiknya agar siswa benar-benar mengetahui rambu lalu lintas dan fungsinya. ***1***

Pewarta: Oleh Triono Subagyo

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014