Sebanyak 28 Kepala Keluarga (KK) atau 77 jiwa warga Kelurahan Bebali, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, belum diizinkan pulang setelah diungsikan pada 15 Februari 2023 akibat erupsi efusif Gunung Karangetang.

"Kami terus membangun komunikasi dengan pos petugas pos pengamatan Gunung Api Karangetang, tapi jawabannya belum bisa (dipulangkan)," sebut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sitaro, Sonny Belseran di Manado, Jumat.

Alasan belum bisa dipulangkan sebanyak 28 KK tersebut, kata dia,  karena aktivitas vulkanik Gunung Karangetang masih tinggi, yang dicirikan dengan masih terjadi luncuran guguran lava pijar dari puncak kawah menuju lereng dengan jarak luncur bervariasi.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan petugas pos gunung api terkait dengan kondisi terkini gunung tersebut," ujarnya.

Dia juga berharap warga mematuhi radius bahaya yang telah direkomendasikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Status Gunung Karangetang masih siaga setelah lima pekan erupsi

"Soal logistik untuk warga pengungsi masih bisa terpenuhi," katanya.

Warga Sitaro yang diungsikan ke Museum Ulu Siau Kelurahan Tarorane tersebut berasal dari Lindongan II Kelurahan Bebali (Kulu) sebanyak empat kepala keluarga, sementara di Lindongan III (Kola-Kola) lebih banyak yaitu 24 kepala keluarga.

Sebanyak 28 KK yang diungsikan yaitu laki-laki (39 jiwa) dan perempuan (38 jiwa) terdiri dari balita (lima jiwa), anak-anak (tujuh jiwa), dewasa (45 jiwa) dan lansia (20 jiwa).

Sementara warga yang mengungsi dan tinggal di rumah keluarga sebanyak 17 jiwa.

Gunung Karangetang erupsi efusif pada 8 Februari 2023 setelah menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik, statusnya masih siaga level tiga.


Tidak beraktivitas di radius bahaya

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengingatkan masyarakat tidak melakukan aktivitas di radius bahaya Gunung Karangetang.

"Kami berharap warga mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG," ajak Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudia P Tatipang di Manado.

Rekomendasi yang harus dipatuhi adalah masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak mendekat, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 1,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan).
 

Begitupun pada area perluasan sektoral ke arah barat sejauh 2,5 kilometer serta sepanjang kali Malebuhe.

Masyarakat juga diharapkan mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.

Yudia juga berharap masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.

Baca juga: Lima desa rawan dampak awan panas guguran Gunung Karangetang

Dia menjelaskan, berdasarkan laporan pukul 12:00 hingga 18:00 WITA, secara visual Gunung Karangetang tampak jelas hingga kabut.

Sementara asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.

Asap kawah dua terlihat berwarna putih, intensitas sedang dengan ketinggian sekitar 25 meter.

Guguran lava, kata dia, mengarah ke Kali Batang sekitar 1.800 meter, Kali Timbelang, Kali Beha Barat sekitar 750 meter hingga 1.750 meter, serta Kali Batuawang dan Kali Kahetang sekitar 700 meter hingga 2.000 meter.

Terekam gempa embusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 30 milimeter, durasi 27 detik, dan gempa tektonik jauh sebanyak satu kali, amplitudo 20 milimeter, S-P tidak terbaca dengan durasi 81 detik.

Tremor terus-menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 2-7 milimeter (dominan dua milimeter), sementara tingkat aktivitas Gunung Karangetang berada pada level III (siaga).*

Pewarta: Karel Alexander Polakitan

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023