Manado (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merekam sebanyak 35 kali gempa embusan Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sultra).
"Selama periode 1-7 Desember 2024, juga terekam sebanyak satu kali gempa guguran, sembilan kali gempa hybrid/fase banyak, empat kali gempa vulkanik dangkal, enam kali gempa vulkanik dalam, dua kali gempa tektonik lokal, dan 46 kali gempa tektonik jauh," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid AN dalam laporan yang diterima di Manado, Selasa.
Dalam laporan yang dibagikan di grup percakapan 'Info Gunung Api Sitaro' disebutkan, visual Gunung Karangetang (1.784 mdpl) selama periode 1-7 Desember 2024, umumnya cuaca cerah hingga hujan, gunung api kadang tertutup kabut.
Pada saat cerah teramati asap kawah putih dengan intensitas sedang hingga tebal, tinggi kolom asap maksimum mencapai 50 meter di atas puncak.
Kondisi kawah utara kadang teramati asap kawah putih tipis hingga tebal setinggi maksimum 50 meter di atas puncak, kondisi lainnya belum tampak, kondisi visual tidak teramati adanya kejadian guguran/erupsi efusif.
Muhammad Wafid mengatakan dari seismisitas jenis gempa vulkanik dalam terekam masih tinggi selama pekan ini.
Hal ini mengindikasikan terjadinya akumulasi magma pada bagian dalam yang mungkin akan bergerak ke bagian dangkal, bahkan ke permukaan, sedangkan gempa lainnya juga mengalami peningkatan, namun tidak signifikan.
"Perlu mewaspadai adanya awan panas guguran dimana kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat roboh bersamaan dengan keluarnya lava," katanya.
Karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur/longsor, serta kejadian lahar di waktu hujan dari puncak.
Gunung Karangetang dinaikkan statusnya menjadi siaga sejak 11 November 2024, setelah terjadinya peningkatan aktivitas kegempaan.