Batam (ANTARA) - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kepri Ramon Damora mengharapkan proses perdamaian yang pernah dilakukan Brimob Polda Kepri dengan Yonif 123 Tuah Sakti TNI AD sebaiknya dituang ulang karena perdamaian tersebut masih semu.

"Baku tembak antara TNI-Polri yang kini terjadi membuktikan perdamaian beberapa waktu lalu semu belaka. PWI mendesak agar proses damai dituang ulang dengan melibatkan pucuk pimpinan tertinggi kedua belah pihak dalam hal ini Panglima TNI dan Kapolri," kata Ramon di Batam, Kamis dini hari.

Ia mengungkapkan perdamaian ulang tersebut terkait terjebaknya empat jurnalis di Mako Brimob Polda Kepri saat terjadi baku tembak Brimob dengan anggota Yonif 123 Tuah sakti TNI AD, Rabu (19/11) malam.

Ramon mengatakan, empat wartawan yang terjebak di antara suara letusan tembakan akan selalu diingat sebagai inspirasi bahwa jurnalis kadang dihadapkan dengan pelbagai risiko demi memenuhi hak informasi publik.

"Yang membuat kami kecewa adalah nyaris tidak adanya pihak berkompoten yang lain yang tidak terlibat langsung dalam kerusuhan tersebut, mengevakuasi empat jurnalis, seorang wagub dan sejumlah warga sipil lainnya untuk segera ditarik keluar dari zona amat bahaya. Disebut amat berbahaya karena Mako Brimob hingga kini belum mencabut status siaga 1 di lingkungannya," ujar Ramon.

Ia mengatakan jika proses damai hanya dari inisiatif kedua belah pihak mustahil akan netral dan bersih dari bias.

"Untuk itu PWI mendesak semua komponen turun tangan mulai presiden, tokoh, lembaga adat, unsur muspida, alim ulama, cendekiawan dan masyarakat," katanya seraya menambahkan PWI dan seluruh masyarakat pers Kepri berikhtiar lebih keras mengawal proses damai kedua belah pihak.

Menurut dia, Brimob dan Yonif 134 merupakan satuan setingkat elit sesuai dengan definisi internalnya masing-masing meski tidak dalam skala besar, Pers Kepri masih melihat benih konflik keduanya yang bermuara pada narasi egosentral kelebihan kompetensi masing-masing sehingga menyuburkan pertikaian yang sudah ada.

"Kita semua harus melawan lupa. Kita harus mengingatkan aparat bahwa kasus mafia solar yang merupakan akar pertikaian Brimob-Yonif harus diusut tuntas," ungkap Ramon.***1***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014