Jakarta (Antara) - Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Prof Djarot S Wisnubroto mengatakan regenerasi ahli nuklir atau pegawai di instansinya berjalan lamban.
"Usia rata-rata pegawai Batan 51,4 tahun. Persentase paling banyak usia 51-55 tahun yakni 41 persen," kata Djarot dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu.
Sementara pegawai yang berumur dibawah 30 tahun hanya enam persen, sisanya 53 persen, lainnya berumur 30 hingga 50 tahun.
"Kalau moratorium PNS selama lima tahun jadi, maka Batan akan kehilangan 600 pegawai. Bisa jadi ahli nuklir bidang pertanian sudah habis," tambah dia.
Dia juga berharap agar pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) segera terwujud.
Jika PLTN segera dibangun, maka pihaknya akan membuat program diklat, pengetahuan dari generasi sekarang ke generasi selanjutnya, yang akan mengoperasikan PLTN tersebut
Selain itu, Batan juga melakukan transfer pengetahuan kepada generasi muda.
"Makanya kami menjaga agar pengetahuan bisa lintas generasi dengan bekerja sama dengan Komunitas Muda Nuklir (Kommun)."
Batan dan Kommun menyelenggarakan "Nuclear Youth Summit" (NYS) yang merupakan wadah yang diperuntukkan kepada kaum muda yang mempunyai kepedulian dan ketertarikan terhadap perkembangan iptek nuklir.
NYS pertama kali dilangsungkan pada 2013 di Yogyakarta. NYS 2014 diselenggarakan di Jakarta, 22-24 November.
Tema NYS 2014 adalah "Lets Start the Future, Today" dan diikuti 150 peserta dari dalam dan luar negeri. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014