Bengkulu,  (Antara) - Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Provinsi Bengkulu dinantikan banyak pihak di daerah tersebut, terutama untuk segera membantu pembangunan beragam bidang guna terlepas dari "isolasi".

Infrastruktur terutama jalan dari dan ke provinsi lain kurang memadai sehingga membuat orang enggan berkunjung ke Bengkulu.

Kedatangan orang nomor satu di Indonesia beserta istri dan rombongan tersebut, disambut antusias warga setempat yang tiba di Bandara Fatmawati Selasa malam pukul 20.30 WIB, dalam rangka kunjungan selama dua hari.

Pengamat politik sekaligus akademisi Universitas Bengkulu, Dr. Panji Suminar, MA, mengungkapkan, kedatangan Presiden Joko Widodo cukup strategis bagi pemerintah daerah untuk membangun komunikasi yang baik dengan pemerintahan pusat.

"Bengkulu (pemerintah daerah) jangan `tidur`, harus aktif berkomunikasi dengan pemerintah pusat, tidak hanya dalam bentuk seremonial saja, lebih dari itu, pemerintah pusat harus tertarik memberikan perhatian bagi Bengkulu," kata dia.

Menurut dia, pemerintah pusat tidak akan memahami secara detail permasalahan di setiap daerah, oleh sebab itu, sudah semestinya tugas pemerintah daerah yang menjelaskan kebutuhan Provinsi Bengkulu guna percepatan pertumbuhan di berbagai sektor.

"Selama ini kita lihat, sudah berapa kali pemerintah pusat yang datang, seperti Presiden SBY, Wakil Presiden Boediono, namun tidak terlihat dampak pascakedatangan beliau ke Bengkulu, karena kurangnya tindak lanjut dari pemerintah daerah," katanya.

Panji menilai, seharusnya dari sisi politis, kunjungan presiden atau wakil presiden sangat menguntungkan bagi daerah yang dikunjungi.

"Sekali pun presiden hanya berkunjung satu jam, itu sudah cukup untuk tahu keadaan daerah, kunjungan tersebut membuka peluang, komunikasi politik guna percepatan pembangunan infrastruktur, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat," ucapnya.

Apalagi untuk Provinsi Bengkulu, yang menurut dia, masih tertinggal di berbagai sektor, layaknya, daerah timur yang berada di Indonesia bagian barat.

"Dibandingkan dengan Bangka Belitung saja kita sudah tidak layak, kita salah satu provinsi terburuk di Indonesia, Bangka Belitung walaupun baru, tapi sudah terlihat geliat percepatan pembangunan, sementara kita seperti tertidur," katanya.

Pendapatan daerah, sekelas provinsi, kata dirinya, Bengkulu bisa dikatakan sangat kecil sekali dengan pendapatan Rp1,7 triliun.

"Seharusnya bisa tiga atau empat kali lebih besar dari itu, oleh sebab itu, kita berharap dengan kunjungan presiden dapat membawa perubahan terhadap Provinsi Bengkulu," ujarnya.

Sementara Rektor Universitas Bengkulu Dr Ridwan Nurazi SE MSc mengungkapkan tidak hanya dampak jangka panjang, kehadiran Presiden Joko Widodo, juga diharapkan berdampak pada kesejahteraan jangka pendek.

"Masyarakat Bengkulu, termasuk masyarakat miskin, terbatas dalam berusaha, dengan kehadiran presiden, diharapkan ada yang dibawa untuk bantuan, meningkatkan kesejahteraan jangka pendek, sehingga kehadiran di Bengkulu, terasa bagi masyarakat," kata rektor itu.

Menurutnya, masyarakat di Bengkulu mayoritas bekerja sebagai buruh tani dan nelayan, dan tidak memiliki modal untuk membangun usaha sendiri di sektor tersebut.

"Dengan kedatangan Presiden Jokowi, hendaknya ada yang dibawa, seperti bibit unggul stimulan untuk masyarakat, dan juga presiden sedang `concern` pada bidang maritim, kita harapkan ada bantuan kapal bagi nelayan kecil," katanya.

Menurut rektor, sebelum penguatan pembangunan jangka panjang yang diprogramkan pemerintah pusat, perekonomian masyarakat bisa terbantu serta mengurangi jumlah pengangguran dengan pemberian stimulan saat presiden berkunjung ke Bengkulu.

Ridwan mengatakan kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Provinsi Bengkulu 25--26 November tersebut diharapkan juga membawa dampak positif pada perekonomian daerah itu.

"Kita berada Indonesia bagian barat, namun status perekonomian layaknya daerah bagian timur, dengan kedatangan presiden, diharapkan ada kepastian percepatan pembangunan daerah yang akan memberikan dampak positif pada perekonomian," kata dia.

Permasalahan Bengkulu, kata rektor cukup kompleks, jika dibiarkan, dicemaskan daerah tersebut semakin jauh tertinggal oleh provinsi lain, apalagi pada 2015 Indonesia sudah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Banyak yang perlu dibenahi, sektor pertanian, perkebunan, maritim, infrastruktur serta listrik. Pemerintah pusat diharapkan bisa membuat regulasi dan intervensi terhadap daerah seperti Bengkulu, tidak bisa dilepas saja seperti provinsi lain yang sudah maju," katanya.

Rektor Universitas Bengkulu tersebut juga mengungkapkan salah satu perairan terbaik di Indonesia berada di Provinsi Bengkulu dan cocok dijadikan basis maritim.

"Presiden Joko Widodo harus lihat potensi laut di Bengkulu sungguh besar, salah satu perairan terbaik, di berbagai aspek perairan provinsi ini memiliki harapan yang besar sebagai basis atau poros maritim Indonesia," kata dia.

Menurut dia, potensi kekayaan laut di provinsi itu sangat besar dan terbentang di Samudra Hindia, kekayaan tersebut, sampai saat ini belum dikelola secara maksimal.

"Bahkan dunia mengakui, tuna terbaik berada di `Indian Ocean`, karena daerah ini belum tercemar, termasuk di Bengkulu," katanya.

Ia mengatakan, belum ada investor besar yang menanamkan modal di perairan daerah itu, sementara nelayan setempat, berada di taraf kemiskinan, sehingga tidak bisa memaksimalkan hasil laut.

"Butuh dorongan dan bantuan dari pemerintah pusat untuk memaksimalkan potensi laut di sini, seperti program-program pemberdayaan nelayan, apalagi pemerintah pusat sedang menggalakkan pembangunan yang mengarah ke sektor maritim," ucapnya.

Lebih lanjut kata rektor, sisi maritim tidak hanya poteNsi sumber daya alam yang ada di laut, tetapi Bengkulu juga memiliki potensi wisata laut yang indah.

"Tetapi karena daerah ini masih terisolasi dari daerah luar, sehingga membuat aspek wisata menjadi tidak potensial, kedatangan presiden diharapkan bisa memacu pembangunan infrastruktur," kata dia.

Potensi yang tidak kalah pentingnya, kata Ridwan, yakni Bengkulu memiliki perairan dengan panjang 525 kilo meter, menghadap langsung ke samudra Hindia, seharusnya bisa dikembangkan menjadi jalur transportasi laut menuju Timur Tengah, Afrika, bahkan Eropa dan Amerika.



Presiden Janji Tindaklanjuti

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, mengungkapkan akan menindaklanjuti harapan pembangunan Provinsi Bengkulu seperti yang telah disampaikan oleh gubernur setempat.

"Kalau kami turun ke bawah seperti ini, kelihatan terang-bederang, jelas yang akan dilakukan, kenapa kita datang, datang dan datang, ya karena itu (percepatan pembangunan)," kata dia saat berkunjung ke Provinsi Bengkulu.

Presiden mengungkapkan, gubernur sudah menyampaikan sejumlah kebutuhan Provinsi Bengkulu guna mewujudkan daerah tersebut menjadi berdaya saing.

Permohonan provinsi itu kata Presiden berupa pembangunan infrastruktur jalan dan revitalisasi sektor maritim.

"Kamiakan lihat langsung di lapangan seperti apa, mungkin ada beberapa hal yang harus dipercepat seperti pembangunan jalan dari Bengkulu ke Lubuk Linggau (Sumatera Selatan)," katanya.

Jokowi mengatakan, usai merampungkan kunjungan selama tiga hari ke sejumlah daerah di wilayah Sumatera, dirinya langsung akan menindaklanjuti pembangunan infrastruktur di Bengkulu.

"Nanti akan kita kejar setelah pulang dari sini, masalah di daerah dan provinsi kelihatan setelah kita turun ke bawah," ucapnya.

Menurut Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah, daerah itu membutuhkan revitalisasi infrastruktur, pelabuhan, pembangunan irigasi dan "railway".

"Selain itu kami juga butuh penambahan kapasitas listrik, karena untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat saja, sudah tidak cukup, apalagi untuk industri," kata dia.

Dia berharap dengan kedatangan Presiden RI ke Bengkulu, pambangunan di daerah tersebut yang membutuhkan bantuan pemerintah pusat dapat segera direalisasikan.

"Jika jalan penghubung ke provinsi tetangga sudah terealisasi, Bengkulu terhadap daerah luar tidak lagi terisolasi. Orang enggan ke Bengkulu karena jalur transportasi kurang memadai, dan itu berdampak pada perekonomian daerah," ujarnya.

Presiden juga memberikan sejumlah bantuan langsung kepada masyarakat.

Saat berkunjung ke perkampungan nelayan Kota Bengkulu, yakni di Kelurahan Malabero, Rabu, Pesiden memberikan bantuan kepada 15 orang nelayan berupa dana penguatan modal.

"Kami harap, ini bermanfaat agar nelayan di sini lebih maju," kata dia.

Tidak hanya nelayan, beberapa ibu rumah tangga yang berprofesi pedagang kaki lima serta buruh juga turut merasakan bantuan dari Presiden.

Ketika melanjutkan kunjungan dari kampung nelayan ke Kantor Pos Bengkulu, Presiden sempat melihat salah satu masjid yang sedang direnovasi, menghampiri pengurus masjid, Jokowi juga meninggalkan sejumlah dana bantuan untuk perbaikan masjid tersebut.

"Kami sangat berterimakasih sekali kepada bapak Presiden, bersyukur, mudah-mudahan timbul keberkahan di negeri ini," kata Pembinan Masjid Al Hasyim, Kota Bengkulu, R Nurwansyah.

Menurut dirinya, bantuan tersebut sangat berarti untuk merampungkan perbaikan salah satu rumah ibadah yang terletak di samping Pasar Tradisional Barukoto, Kota Bengkulu itu.

"Pak Jokowi memberikan kami uang tunai senilai Rp100 juta, dengan uang tunai seperti ini kami bisa langsung menggunakannya untuk pembangunan," ucapnya.**2***

Pewarta: Oleh Triono Subagyo

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014