Mukomuko (Antara) - Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, akan mengubah kebiasaan petani menjual semua gabah yang baru dipanennya.

"Kami bekerjasama dengan Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat untuk mengubah kebiasaan petani tersebut," kata Kabid Pertanian Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan (DP3K) Kabupaten Mukomuko, Hari Mustaman di Mukomuko, Senin.   

Ia mengatakan, kebiasaan petani menjual semua gabah yang baru dipanen ke depan harus diubah karena dapat merugikan petani itu sendiri.

Ia menjelaskan, hampir merata di semua wilayah, saat panen semua gabah langsung dijual oleh petani Kebiasaan ini tidak bagus dan harus ditinggalkan.

Karena, menurut dia, akibat kebiasaan itu sehingga petani setempat tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri sampai panen berikutnya.

"Seharusnya tidak dijual semua. Kami mengimbau agar petani itu dapat menyisakan untuk musim panen berikutnya," ujarnya.

Menurutnya, petani bisa memanfaatkan lumbung padi diluar maupun di dalam rumahnya untuk menyimpan sisa gabah yang baru dipanen. Sehingga gabah itu dapat bermanfaat ketika harga beras sedang naik.

Ia mengatakan, sebagian petani di Kecamatan Air Manjuto menyimpan hasil panennya di lumbung padi dalam rumahnya.

Ia berharap, petani di Kecamatan Selagan Raya, Kecamatan Lubuk Pinang, Kecamatan XIV Koto, Kecamatan V Koto dapat mencontoh petani di Kecamatan Air Manjuto.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014