Singapura, yang merupakan negara terkecil di Asia Tenggara, ternyata berbagi nilai keberagaman dan toleransi yang sama dengan Indonesia termasuk dalam hal perayaan Idul Fitri.
Menurut Duta Besar RI untuk Singapura Suryo Pratomo, Idul Fitri dirayakan masyarakat Muslim Melayu di Singapura persis seperti di Indonesia.
“Mereka menyelenggarakan gelar griya dengan mengundang saudara dan sahabat,” kata Tommy, sapaan akrab Dubes Suryo, kepada ANTARA.
Dalam perayaan Lebaran dan gelar griya tersebut, Tommy membagikan pengalamannya tentang toleransi antarumat beragama di Negeri Singa, ketika dia diundang oleh Second Minister Kementerian Luar Negeri Singapura Maliki Oesman.
“Suasana gelar griya persis seperti di Indonesia, bahkan luar biasa ketika tetangganya yang non Muslim membolehkan Menteri Oesman untuk menggunakan halaman rumahnya untuk silaturahim tamu-tamu karena rumah pribadi beliau tidak cukup menampung banyaknya tamu yang hadir,” tutur Tommy.
Tidak hanya itu, jalan di depan rumah Menteri Oesman pun diperbolehkan warga setempat untuk dipasang tenda sehingga tamu-tamu bisa turun dari mobil tanpa kepanasan atau kehujanan.
“Persis seperti kalau ada hajatan di perumahan atau kampung di Indonesia,” ujar Tommy.
Mengenai hidangan, Muslim Singapura juga menyantap makanan khas Idul Fitri layaknya di Indonesia, yaitu sate dan lontong serta sayur labu kuah.
Berdasarkan data pemerintah setempat, populasi Muslim di Singapura berjumlah 15,6 persen dari total 5,64 juta jiwa penduduk pada 2022.
Mayoritas Muslim di Singapura berasal dari etnis Melayu, sementara 13 persen di antaranya adalah komunitas Muslim India.
Tahun ini, untuk pertama kalinya pemerintah Singapura mengizinkan perayaan Idul Fitri pascapandemi COVID-19.
“Di kawasan Geylang yang merupakan kawasan warga Muslim Melayu, suasananya seperti Lebaran di Indonesia. Jalanan dihiasi lampu-lampu semakin memeriahkan suasana Idul Fitri,” kata Dubes Tommy.
KBRI di Singapura pun akan menyelenggarakan gelar griya pada Idul Fitri tahun ini, tetapi dibatasi hanya untuk sekitar 3.000 tamu yang diminta mendaftarkan diri secara daring.
Tommy memperkirakan bahwa sebagian WNI di Singapura yang merupakan pekerja migran akan memilih berlebaran di negara itu mengingat Idul Fitri 2023 tidak bertepatan dengan hari libur anak sekolah.
Berdasarkan data KBRI, tercatat sekitar 250 ribu WNI tinggal di Singapura atau hampir 5 persen dari total penduduk Singapura.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Toleransi dalam perayaan Idul Fitri di Singapura
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023