Bukittinggi, Sumbar (ANTARA Bengkulu) - Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Tanahdatar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat,selama periode 1-17 April 2012 gunung itu tercatat 16 kali mengalami letusan disertai semburan abu vulkanik.
Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bukittinggi Warseno, Rabu, menyebutkan, abu vulkanik disemburkan gunung hingga ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada kisaran 200 sampai 900 meter dari puncak gunung.
Ia mengatakan, semburan abu vulkanik terlihat jelas dari kejauhan Kota Bukittinggi yang berjarak lebih kurang 20 kilometer dari Gunung Marapi.
Bersamaan dengan gempa bumi yang berpusat di Simeulue, Aceh pada Rabu (11/4), menurut dia, menyebabkan Gunung Marapi mengalami gempa tektonik.
"Pascagempa bumi berpusat di Simeulue tersebut telah mendominasi terjadinya gempa tektonik pada Gunung Marapi sejak seminggu terakhir ini," katanya.
Gempa tektonik tersebut tidak membahayakan masyarakat yang bermukim di sekitar gunung, namun warga diharapkan tetap waspada.
"Warga yang tinggal di kaki gunung tetap waspada dan mematuhi larangan mendaki sampai tiga kilometer dari puncak gunung," kata dia.
Sejak gunung mengalami peningkatan aktivitas pada 3 Agustus 2011, hampir tiap hari terjadi letusan disertai semburan abu vulkanik.
Untuk memantau aktivitas gunung, pihaknya telah memasang seismograf dan satu digital analog di ketinggian 2.000 meter di Nagari Batu Palano dan satu alat lainnya ditempatkan pada ketinggian 1.500 meter di Nagari Lasi.
Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Gunung Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun luar Sumatera Barat.(T.KR-MLN/R014)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bukittinggi Warseno, Rabu, menyebutkan, abu vulkanik disemburkan gunung hingga ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada kisaran 200 sampai 900 meter dari puncak gunung.
Ia mengatakan, semburan abu vulkanik terlihat jelas dari kejauhan Kota Bukittinggi yang berjarak lebih kurang 20 kilometer dari Gunung Marapi.
Bersamaan dengan gempa bumi yang berpusat di Simeulue, Aceh pada Rabu (11/4), menurut dia, menyebabkan Gunung Marapi mengalami gempa tektonik.
"Pascagempa bumi berpusat di Simeulue tersebut telah mendominasi terjadinya gempa tektonik pada Gunung Marapi sejak seminggu terakhir ini," katanya.
Gempa tektonik tersebut tidak membahayakan masyarakat yang bermukim di sekitar gunung, namun warga diharapkan tetap waspada.
"Warga yang tinggal di kaki gunung tetap waspada dan mematuhi larangan mendaki sampai tiga kilometer dari puncak gunung," kata dia.
Sejak gunung mengalami peningkatan aktivitas pada 3 Agustus 2011, hampir tiap hari terjadi letusan disertai semburan abu vulkanik.
Untuk memantau aktivitas gunung, pihaknya telah memasang seismograf dan satu digital analog di ketinggian 2.000 meter di Nagari Batu Palano dan satu alat lainnya ditempatkan pada ketinggian 1.500 meter di Nagari Lasi.
Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Gunung Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun luar Sumatera Barat.(T.KR-MLN/R014)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012