Kabupaten Rejanglebong merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bengkulu selain memiliki kekayaan tanah yang subur untuk pertanian daerah ini juga memiliki keindahan alam yang menakjubkan.

"Bumi Rejang"--demikian sebutan daerah ini--yang keadaan geografisnya terdiri atas dataran tinggi yang dikelilingi Bukit Barisan dan Gunung Api Bukit Kaba, Bukit Daun, dan Bukit Basah. Kondisi alam yang memesona itu didukung pula oleh hamparan ribuan hektare kebun kopi maupun kebun aneka sayuran.

Keindahan alam yang masih asri tersebut tidak heran jika banyak mengundang perhatian orang untuk datang, terutama saat liburan, selain untuk menikmati keindahan alam para wisatawan juga dapat menikmati aneka buah maupun membeli sayuran segar.

Sejauh ini pengembangan kawasan wisata yang dimiliki Kabupaten Rejanglebong belum sepenuhnya tergarap. Minimnya anggaran yang dialokasikan untuk memoles aneka potensi wisata yang dimiliki pemkab setempat maupun kucuran dari Pemprov Bengkulu dan pemerintah pusat membuat potensi ini tidak maksimal.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Rejanglebong Rusli Jamal, untuk mengembangkan satu kawasan wisata di daerah itu, setidaknya membutuhkan anggaran Rp1 miliar. Anggaran ini selain untuk pembangunan fasilitas pendukung, pembebasan lahan, dan pembangunan akses jalan menuju kawasan wisata.

Dari pendataan yang dilakukan pihaknya sejak 2010 hingga akhir 2014 setidaknya terdapat 14 potensi wisata baru yang dapat dikembangkan untuk kemajuan dunia pariwisata Kabupaten Rejanglebong dan Provinsi Bengkulu.

"Dari pendataan di lapangan, saat ini diketahui jumlah potensi wisata baru yang ditemukan di Kabupaten Rejanglebong mencapai 14 lokasi, di samping dua lainnya sudah lebih dulu dikelola, yakni objek wisata pemandian Suban Air Panas di Kecamatan Curup Timur dan Danau Mas Harun Bestari, sedangkan 14 potensi wisata lainnya belum dikelola," katanya.

Potensi pariwisata yang ada di daerah tersebut, kata dia, belum dikelola karena tidak adanya anggaran untuk pembukaan serta pembangunan sarana dan prasarana pendukung kawasan wisata. Padahal, jika sejumlah potensi wisata ini dikelola, berpeluang menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) bagi daerah itu.

Ke-14 potensi wisata baru yang dimiliki daerah tersebut, di antaranya Danau Bermanie atau Danau Talang Kering di Kecamatan Curup Utara dengan luasan mencapai 500 meter persegi. Air terjun Talang Rimbo di Kecamatan Curup Tengah dengan ketinggian 10 meter. Air panas Desa Tempel Rejo Kecamatan Curup Selatan dengan luasan 1.000 meter persegi.

Selanjutnya, Monumen Perjuangan Desa Taba Renah Kecamatan Curup Utara dengan luasan 2.500 meter persegi, air terjun panas di Kecamatan Sindang Dataran dengan ketinggian 12 meter. Air terjun Desa Cahaya Negeri dan air terjun Desa Kepala Curup di Kecamatan Binduriang dengan ketinggian 12 dan 10 meter. Air terjun Desa Beringin Tiga Kecamatan Sindang Kelingi yang memiliki ketinggian 15 meter.

Kemudian, danau buatan di Kecamatan Padang Ulak Tanding dengan luasan mencapai 1.500 meter persegi, air terjun Curup Beraput dan air terjun Sungai Napal di Kecamatan Sindang Beliti Ulu dengan ketinggian 18 dan 10 meter. Selanjutnya, air terjun Curup Embun dan air terjun Angin Lubuk Mumpo dengan ketinggian masing-masing 15 meter serta air terjun Dan Gua La ddi Kecamatan Sidang Beliti Ilir yang memiliki ketinggian 10 meter.



Retribusi Pariwisata



Sementara itu, Kepala Bidang Usaha Sarana Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Rejanglebong Kaharjo mengatakan bahwa pada tahun 2014 dua kawasan wisata yang sudah digarap oleh daerah itu. Pendapatan asli daerah (PAD) sektor pariwisata mencapai Rp2 miliar dari target Rp1,7 miliar.

Penerimaan PAD sektor pariwisata tersebut, kata dia, dihimpun dari lima jenis penerima, di antaranya pajak hotel dan penginapan, pajak rumah makan dan restoran, pajak hiburan, retribusi pemakaian kekayaan daerah yang meliputi sewa gedung Diklat dan Villa Hijau dan gedung PIC di Jakarta, serta retribusi tempat rekreasi dan olahraga yang meliputi kawasan objek wisata Danau Mas Harun Bestari dan Suban Air Panas.

Untuk retribusi kawasan objek wisata Danau Mas Harun Bestari (DMHB) baru terealisasi Rp55 juta dari target Rp83 juta atau berkisar 60 persen dan retribusi kawasan wisata Suban Air Panas sebesar Rp150 juta dari target Rp172 juta atau berkisar 85 persen.

Guna meningkatkan PAD sektor pariwisata yang dimiliki Rejanglebong ini, pihaknya selain terus menyosialisasikan kewajiban membayar retribusi kepada wajib pajak di daerah itu, dan melakukan pendataan wajib pajak baru sehingga dapat dimasukan daftar wajib pajak baru. Hal ini penting mengingat retribusi yang dibayarkan itu nantinya akan menunjang pembangunan di daerah itu.



Faktor Keamanan



Sementara itu, Bupati Kabupaten Rejanglebong Suherman, dalam setiap kesempatan mengunjungi sejumlah kecamatan di wilayah Lembak terutama di kawasan jalan lintas Curup-Lubuklinggau, Provinsi Sumsel, mengajak kalangan masyarakat setempat untuk sama-sama menciptakan dan menjaga keamanan karena faktor keamanan ini akan membuat orang betah dan datang ke daerah itu.

"Kalau orang takut untuk datang ke sini, yang rugi kita sendiri. Investor maupun wisatawan yang akan datang menjadi takut. Untuk itu, mari kita ciptakan dan jaga keamanan, jangan sampai orang takut datang ke Rejanglebong karena daerahnya dinilai tidak aman," katanya.

Maraknya aksi perampokan di sepanjang jalan lintas penghubung kedua provinsi di daerah itu sejak beberapa tahun belakangan, kata dia, sudah menyebar ke berbagai daerah. Adanya perbuatan segelintir oknum warga yang berbuat tindak kriminal sehingga memperburuk citra daerah.

Guna memulihkan citra daerah dirinya meminta semua pihak untuk bahu-membahu menjaga dan menciptakan keamanan dan ketertiban di wilayah masing-masing. Selain itu, dia juga meminta petugas keamanan agar menindak tegas para pelaku tindak kejahatan yang beroperasi di wilayah Rejanglebong karena sebagian besar pelakunya bukan berasal dari daerah itu.

"Mereka bisa melakukan tindak kejahatan di wilayah ini karena ada orang dalam yang menjadi mata-matanya dan ditambah adanya rasa ketidakpedulian masyarakat untuk menjaga keamanan sehingga mereka bisa melakukan aksinya dengan leluasa," katanya.

Pihak Pemkab Rejanglebong sendiri, kata Suherman, sejak beberapa tahun belakangan sudah memprioritaskan pembangunan di tujuh kecamatan di wilayah Lembak, baik fisik maupun nonfisik, dengan harapan nantinya akan mengurangi kesenjangan antarmasyarakat dan memenuhi aspirasi warga yang belum terealisasi selama ini.

***1***

Pewarta: Oleh Nur Muhamad

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015