Bila anda melancong ke Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, dan berkesempatan berwisata kuliner, jangan terkejut bila mendapati menu ikan hiu di sejumlah rumah makan. Namanya gulai bagar hiu.

Menurut pemilik rumah makan khas Bengkulu, Rahayana, gulai ikan bagar hiu merupakan salah satu masakan tradisional pesisir Kota Bengkulu. 

Makanan khas berbahan ikan laut itu, sudah lazim tersedia di meja makan keluarga, terutama masyarakat di kampung nelayan.

"Tidak ada yang tahu persis kapan hiu mulai dimasak di dapur-dapur nelayan, tapi menu ini sudah turun-temurun dari nenek kami," kata Rahayana di Kota Bengkulu, Sabtu.

Ia mengatakan meski tidak sepopuler tempoyak (sambal yang terbuat dari fermentasi durian) dan pendap (makanan berbahan daun talas dan ikan), bagar hiu adalah menu yang familiar untuk warga Kota Bengkulu.

Sesuai namanya, menu ini berbahan utama ikan hiu. Biasanya, ikan hiu diperoleh dari pedagang ikan di Pelabuhan Pulau Baai.

"Kami sudah memiliki pelanggan tetap untuk mendapatkan ikan hiu segar setiap hari," katanya.

Setiap hari, untuk memenuhi kebutuhan pembeli di warungnya, Rahayana memasak lebih dari lima kilogram ikan hiu yang dipotong-potong kecil dengan ukuran dadu 7 x 5 centimeter. Untuk setiap potong dihargai Rp18.000.

Ia mengatakan banyak warga luar Kota Bengkulu yang penasaran dengan menu bagar hiu. Untuk memasak salah satu menu andalan di rumah makannya ini pun tidak sulit.



Cara Memasak

Secara fisik, gulai bagar hiu mirip dengan rendang dari Sumatera Barat. Namun, ada yang membedakan rendang dengan gulai bagar hiu. Kuah gulai bagar hiu tidak menggunakan santan yang menjadi salah satu bahan utama membuat rendang, melainkan terbuat dari kelapa yang disangrai.

Saat anda mulai menggigit daging hiu, akan terasa kekhasan gulai bagar hiu. Daging hiu memang tidak selembut ikan patin, namun tekstur dagingnya cukup lembut saat menyentuh lidah kita.

Untuk memasak ikan bagar hiu, bahan pokok yang harus disiapkan, antara lain ikan hiu atau oleh masyarakat ikan Hiu Punai. 

Bumbu pelengkap, antara lain cabai merah, cabai rawit, cengkih, pala, kayu manis, kelapa goreng, kapulaga, ketumbar, asam jawa, jahe, laos, kunyit, bawang merah dan putih, serta serai.

Semua bumbu yang dihaluskan diaduk bersama ikan, kecuali asam jawa, serai, bawang merah, dan bawang putih.

Bawang merah dan bawang putih ditumis hingga wangi lalu dimasukkan adukan bahan ikan dan diberi air secukupnya. Kemudian, daun serai yang sudah dimemarkan dimasukkan ke kuali, setelah mendidih masukkan perasan air asam jawa.

"Tunggu sekitar 20 sampai 30 menit sampai bumbu meresap ke dalam ikan dan sudah siap diangkat dan disajikan," katanya.

Salah seorang pelanggan gulai ikan bagar hiu, Hidayat, mengatakan rasa rempah-rempah yang terdapat di dalam gulai bagar ikan hiu membuatnya menyukai gulai itu.

"Rasa ikannya juga lembut dan bumbunya sangat khas karena banyak rempah-rempah," ujarnya.

Hidayat mengatakan menggemari gulai ikan itu karena sejak kecil sudah mengenal gulai ikan bagar hiu dan menjadi salah satu menu favorit keluarganya.



Satwa Dilindungi

Menurut Kepala Bidang Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu Herry Maryadi, beberapa jenis ikan hiu termasuk dalam satwa laut yang dilindungi.

"Saya belum tahu apakah jenis hiu yang dikonsumsi warga itu termasuk yang dilindungi atau bukan, nanti akan kami periksa," katanya.

Ia mengatakan ada lima spesies ikan hiu yang dilindungi berdasarkan Konvensi Perdagangan Internasional Terhadap Satwa dan Tumbuhan yang terancam punah.

Spesies hiu yang dilindungi tersebut, yakni Oceanic Whitetip Shark dan tiga jenis Hammerhead Shark, yaitu Scalloped Hammerhead, Smooth Hammerhead, dan Great Hammerhead.

"Nanti akan diperiksa dulu yang mana jenis ikan hiu yang dikonsumsi masyarakat di sini," katanya.

Herry mengatakan hiu merupakan predator yang memiliki peranan penting dalam menjaga kelestarian ekosistem laut. ***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015