Kuala Lumpur (Antara) - Kepala Kepolisian Malaysia Tan Sri Khalid Abu Bakar menerima ancaman bunuh dari sekelompok anak muda yang menyebut dirinya sebagai Anak Malaysia Antidemokrasi, namun ia mengaku tidak takut dengan ancaman tersebut.

Khalid mengatakan ancaman itu sama sekali tidak membuatnya takut bahkan ia menyebut ancaman itu sebagai hal lumrah bagi seorang anggota kepolisian yang menjalankan tugas.

Terkait beberapa klip video yang tersiar dalam laman sosial yang memperkenalkan mereka sebagai kumpulan Anak Malaysia Antidemokrasi baru-baru ini, dia menyebutnya sebagai tindakan tidak bertanggungjawab.

"Mereka ingin memberikan gambaran buruk terhadap sistem demokrasi parlemen di negara ini," katanya seperti dikutip berbagai media setempat di Kuala Lumpur, Kamis.

"Ini menunjukkan bahwa kumpulan itu tidak tahu arti sebenarnya sistem demokrasi yang telah lama dilakukan di negara ini dan mengancam membunuh saya." tambahnya.

Dua hari sebelumnya, video berdurasi satu menit 27 detik yang menunjukkan tiga orang lelaki bertopeng menjadi viral di laman sosial YouTube yang antara lain mengancam akan membunuh Kepala Kepolisian Negara dan meledakkan mobilnya.

Video provokasi ala militan Islamic State (IS) itu merupakan yang kedua setelah video pertama berisi hasutan untuk membakar mercon di depan pengadilan tersebar pada 15 Februari.

Dalam video terbaru itu, salah seorang lelaki yang menjadi jurubicara kelompok tersebut mengatakan, tindakan mereka bertujuan untuk menakut-nakuti pemerintah agar tidak melakukan penipuan dalam sistem demokrasi negara.

Khalid mengatakan polisi masih mengusut individu yang bertanggungjawab atas tersebarnya video yang menghasut warga membakar mercon di depan kantor pengadilan.

Sampai saat ini, polisi belum melakukan penangkapan terkait kasus tersebut.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015