Rejanglebong (Antara) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah tidak akan melakukan impor beras, meski beberapa hari ini harga jual beras di dalam negeri naik.

"Adanya kenaikan harga jual beras belakangan tidak akan membuat Pemerintah Indonesia melakukan impor beras, kendati saat ini sedang terjadi lonjakan harga beras di pasaran di Tanah Air. Namun sejak Bulog melakukan operasi pasar sebanyak 300 ribu ton, harga beras mulai turun dengan besaran Rp900 sampai Rp1.400 per kg," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, saat memberikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) untuk kelompok tani di Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, Selasa.

Lonjakan harga jual beras belakangan ini, kata menteri, sudah menjadi perhatian pemerintah pusat, dimana pihaknya sendiri turun langsung ke lapangan guna memantau penyebabnya.

Dari pantauan yang dilakukan pihak Kementan di lapangan terutama di daerah penyandang pangan nasional di Provinsi Jawa barat dan Jawa Tengah diketahui jika harga gabah saat ini hanya Rp4.500 per kg, tetapi harga beras di Jakarta mencapai Rp12.000 per kg.

Adanya perbedaan antara harga gabah dengan beras yang sudah digiling ini, tambah dia, sangat mencolok.

"Disparitasnya sangat tinggi sekali dari Rp4.500 menjadi Rp12.000, mestinya ini hanya Rp6.700-Rp7.000, karena padinya saat digiling akan menghasilkan 65-70 persen berarti Rp6.000-Rp7.000, ini berarti ada sistem distribusi yang tidak beres," kata Mentan mengungkapkan.

Pewarta: Oleh Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015