Rejanglebong (Antara) - Kalangan buruh tani perempuan di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, saat ini mengeluhkan rendahnya upah kerja yang mereka terima dibandingkan kaum laki-laki.

"Satu harinya upah yang diterima buruh tani wanita paling tinggi Rp40.000, upah ini berbanding jauh dengan upah buruh tani kaum laki-laki yang perharinya antara Rp60.000 hingga Rp100.000," kata Ponirah (45) Dewan Kelompok Kepentingan (DKK) Koalisi Perempuan Indonesia sekretariat cabang Rejanglebong, di Rejanglebong, Rabu.

Rendahnya upah kerja yang kaum buruh tani perempuan yang ada di daerah tersebut kata dia, membuat kesenjangan antara kaum laki-laki dengan perempuan sementara jam kerja serta jenis pekerjaannya hampir sama seperti mencangkul, menanam, memetik, mengangkut dan lainnya.

Selain itu, kesejahteraan kaum buruh tani perempuan di daerah ini juga belum diperhatikan pemerintah dan kalangan pelaku usaha, akibatnya pendapatan kaum buruh tani yang masih minim itu tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga masing-masing.

Keberadaan buruh tani perempuan di Kabupaten Rejanglebong tambah dia, jumlahnya lebih banyak dari kaum laki-laki, para buruh ini bekerja di sektor pertanian dan perkebunan, dengan usia antara 15 hingga 50 tahun.

"Beban kerja kaum perempuan ini lebih berat dari kaum laki-laki, siang hari mereka harus bekerja membantu suaminya mencari nafkah, kemudian pulang kerja harus mengurusi rumah tangga seperti anak dan suaminya serta kegiatan lainnya di rumah," ujarnya.

Sementara itu anggota DPRD Kabupaten Rejanglebong, Misriati mengatakan, nasib kaum buruh perempuan di Rejanglebong belum sebagus nasib kaum buruh di perkotaan, selain minim keterampilan, pendidikan masih rendah juga masih sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia sehingga mereka terpaksa jadi buruh tani dengan upah seadanya.

"Kedepannya saya berharap nasib kaum perempuan di Rejanglebong ini akan lebih baik lagi, apalagi sekarang sudah ada Koalisi Perempuan Indonesia Sekcab Rejanglebong, yang nantinya akan menjadi pendamping kaum perempuan dalam berbagai permasalahan seperti KDRT, maupun sistem pengupahan dan pengentasan kemiskinan," katanya. ***4***

Pewarta: Oleh Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015