Tanggal 8 Agustus diperingati sebagai Hari Kucing Internasional. Gagasan merayakan Hari Kucing Internasional ini diprakarsai organisasi pengamat kesejahteraan kucing, Internasional Cat Care (iCatCare).

Organisasi yang sudah muncul sejak 1958 ini mengawasi kekejaman, kesalahpahaman, dan ketidaktahuan yang mempengaruhi kehidupan kucing.

Pada tahun ini, perayaan Hari Kucing Internasional mengambil tema mengenai pentingnya bermain dengan kucing peliharaan selama minimal lima menit sehari. Waktu tersebut berguna bagi kesehatan fisik dan mental kucing.

Baca juga: Kucing mampu menularkan virus rabies kepada manusia

Dikutip dari laman resmi iCatCare, kampanye ini telah dikembangkan untuk mendorong pemilik hewan peliharaan. Menurut survei mereka, sebanyak kurang dari 30 persen pemilik kucing tidak bermain dengan peliharaannya.

"Sama seperti anjing yang perlu berjalan setiap hari, kucing juga membutuhkan permainan setiap hari agar tetap aktif dan bahagia," tulis iCatCare.

Laman iCatCare menyebut, kegiatan bermain dapat mengurangi perilaku berburu kucing. Selain itu, aktivitas semacam ini dapat membantu menjaga berat badan kucing tetap sehat.

Bermain dengan pemilik, juga membawa rangsangan mental yang berbeda bagi kucing. Hal ini bisa berdampak positif karena perilaku kucing merusak barang rumah tangga bisa terkurangi.
 
Peserta menggendong kucing peliharaannya saat mengikuti Kontes Kucing Internasional di Malang City Point, Jawa Timur, Minggu (21/5/2023). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.



Kepala bagian Perilaku dan Kondisi Mental Kucing iCatCare Sarah Ellis mengatakan kucing yang bermain dapat membawa hal baik dari segi kesehatan fisik maupun mental mereka. 

"Kami tahu pecinta kucing ingin melakukan yang terbaik untuk kucing mereka dan oleh karena itu kami senang membantu semua orang menghabiskan lima menit setiap hari untuk bermain dengan kucing mereka dengan mainan tongkat,” ucap Ellis.

Bermain sangat penting bagi kucing dalam ruangan menjadi sarana mengalihkan munculnya perilaku predator hewan berkumis ini melalui media mainan.

Baca juga: Agar kota tak dipenuhi kucing liar dan aman dari rabies

"Tanpa bermain secara teratur, tangan dan kaki kita juga berisiko menjadi sasaran yang tidak diinginkan, terutama dari anak kucing dan kucing muda," kata dia.

"Namun, kita tidak boleh berasumsi bahwa kucing yang lebih tua tidak menikmati permainan, hanya karena mereka mungkin tidak memulainya."

Ellis mengingatkan bahwa kucing merupakan binatang  oportunistik. "Jadi jika kesempatan tidak diberikan, kucing kita yang lebih tua mungkin tidak mau terlibat."
 
Cartoon Network turut rayakan Hari Kucing Internasional (ANTARA/HO)



Kucing adalah mamalia berbulu kecil karnivora--sebagian besar--dengan empat kaki, satu ekor, dan cakar, yang telah dijinakkan manusia sebagai hewan peliharaan sejak zaman kuno, meskipun mereka adalah keturunan dari Kucing Liar Afrika dan biasa menangkap hama.

Catatan manusia sejarah pertama tentang kucing dapat ditemukan dalam budaya Peradaban Mesir Kuno. Kita semua tampaknya menghubungkan kucing dengan orang Mesir, karena pemujaan dan pertimbangan mereka terhadap kucing sebagai dewa.

Mafdet adalah dewa kucing pertama yang dikenal dan dianggap sebagai pelindung dari ular, kalajengking, dan kejahatan selama Dinasti Pertama, jadi bagi mereka, kucing bukan hanya dewa, tetapi juga pelindung.

Baca juga: PDHI kecam tindakan penganiayaan kucing di Bengkulu

Belakangan, setelah Dinasti Mesir runtuh, Kucing menjadi populer di mana-mana. Orang Yunani dan Romawi menggunakannya sebagai pengendalian hama, dan di Timur, kucing pada awalnya dimiliki oleh orang kaya dan kaya.

Namun selama Abad Pertengahan, di Eropa, Kucing diasosiasikan dengan takhayul dan dicurigai membawa penyakit selama Kematian Hitam tahun 1348, itulah alasan mengapa terlalu banyak kucing yang dibunuh pada masa itu, dan baru pada tahun 1600-an. reputasi kucing mulai pulih.

Pewarta: Maulana Kautsar

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023