Bengkulu (Antara) - Lahan sawah seluas 700 hektare di Kota Bengkulu beralih fungsi sehingga perlu menjadi perhatian berbagai pihak di daerah ini, kata pejabat setempat.

"Hampir 30 persen dari lahan sawah di Kota Bengkulu ini tidak dapat kita pertahankan, masyarakat menilai sawah tidak memiliki nilai ekonomis," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Bengkulu, Matriani Amran, di Bengkulu, Sabtu.

Jumlah lahan sawah yang masih bisa ditanami, kata dia, hanya tersisa seluas 2.015 hektare yang tersebar di beberapa kecamatan Kota Bengkulu.

"Namun tidak seluruhnya merupakan lahan produktif, banyak petani atau kelompok tani yang mengeluhkan lahan mereka tidak produktif, " kata dia.

Petani mengeluhkan sawah mereka banyak yang tidak bisa ditanami, kalau tetap ditanami padi bisa terancam gagal panen atau hasil panen tidak memuaskan.

"Ini akibat kurangnya irigasi air, pengairan tidak lancar membuat lahan tidak produktif, tetapi pada 2015 petani akan mendapatkan bantuan pembuatan irigasi dari pemerintahan pusat, kita segera akan mengirimkan data kelompok tani yang akan diverifikasi dinas pertanian provinsi," katanya.

Walaupun kelompok tani di daerah itu mendapatkan bantuan pembangunan irigasi, kata Matriani, para petani tetap mengeluhkan bahwa bantuan tersebut belum mampu untuk membangun sarana pengairan lahan sawah di daerah itu.

"Bantuan untuk satu kelompok tani yang memiliki luas lahan minimal 15 hektare diberikan dana bantuan sebesar Rp1,1 juta, tetapi irigasi yang diperlukan cukup panjang, karena lahan sawah cukup jauh dari sumber air," ucapnya.

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015