Bengkulu (Antara) - Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah meminta pemerintah Kabupaten Mukomuko menerima program beras murah untuk masyarakat miskin karena bertujuan menstabilkan harga beras di pasaran.

"Sebaiknya Mukomuko menerima beras miskin karena salah satu penyumbang inflasi adalah harga beras tidak stabil," kata Junaidi Hamsyah saat memimpin rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Bengkulu di Kantor Gubernur Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan program beras murah untuk warga miskin atau disebut raskin tersebut menurutnya selain membantu masyarakat mendapatkan beras murah, juga menstabilkan harga beras di pasaran.

Apalagi dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menurut Gubernur Bengkulu itu akan berdampak pada kenaikan harga bahan pokok, termasuk beras.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Dodi Herlando mengatakan harga beras yang tinggi di pasaran menjadi salah satu penyumbang inflasi sehingga program menstabilkan harga beras sangat penting.

Khusus wilayah Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Seluma pada 2014 tambah dia terjadi penurunan produksi padi mencapai 26 persen.

"Beras murah atau raskin bisa menekan harga beras di pasaran, apalagi produksi padi juga menurun," kata dia.

Pemerintah Kabupaten Mukomuko dalam beberapa tahun terakhir menolak program beras miskin atau raskin dengan alasan akan membuat petani di daerah itu malas menanam padi.

Bupati Mukomuko Ichwan Yunus dalam beberapa kesempatan mengatakan selain tidak mendidik masyarakat, kualitas beras murah yang tidak memadai juga membuatnya menolak beras tersebut.

Beras murah untuk warga miskin di daerah itu dikembalikan ke pemerintah pusat, sebab pemerintah daerah menolak program tersebut.***3***

Pewarta: Oleh Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015