Penyakit demam berdarah melanda Desa Lubuk Sanai, Kecamatan XIV Koto, Mukomuko, Bengkulu, hingga merenggut nyawa warga. Dikabarkan satu keluarga meninggal akibat DBD yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti tersebut.

Terkait perkembangan demam berdarah tersebut, ANTARA Bengkulu di Mukomuko, Senin, berupaya melakukan klarifikasi dengan Dinas Kesehatan Mukomuko.

Dalam jumpa persnya, Kepala Dinkes Kabupaten Mukomuko Bustam Bustomo memberikan konfirmasi mengenai adanya warga yang meninggal akibat demam berdarah di XIV Koto.

Baca juga: Cegah demam berdarah, Dinkes Mukomuko gelar rapid test

Bustam mengatakan pihaknya melakukan pengecekan atas kasus tersebut sehingga didapatkan informasi mengenai dampak demam berdarah yang dapat membuat penderitanya menghembuskan napas terakhir.

Ia mengatakan, sejak bulan Januari 2023 sampai saat ini sebanyak 11 orang yang positif demam berdarah dan 20 orang yang terduga DBD di daerah ini.
 
Ilustrasi- Nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) (ANTARA/HO/Internet)
 
 
Petugas melakukan "fogging" atau pengasapan di Kelurahan Taman, Kota Madiun, Jatim sebagai upaya pencegahan demam berdarah di wilayah setempat. (ANTARA/HO-Diskominfo Kota Madiun)

Kepala Dinkes Mukomuko menyebut informasi satu keluarga di XIV Koto meninggal akibat DBD tidak benar.

"Kami sampaikan dari tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia, hanya satu yang positif DBD, satu terduga DBD, dan satu bukan karena DBD," kata dia.

Ia mengatakan pihaknya menindaklanjuti informasi adanya satu keluarga di Kecamatan Lubuk Sanai, Kecamatan XIV Koto, yang meninggal dunia diduga akibat demam berdarah.

Baca juga: Pemkab Mukomuko segera terbitkan edaran kewaspadaan dini DBD

Satu keluarga yang meninggal dunia itu, yakni Firmasyah (65), Rislaini (56), Herwilin (34), dan satu bayi yang masih dalam kandungan Herwilin. Hal yang ia luruskan adalah meninggalnya sejumlah anggota keluarga itu karena penyakit lain, bukan demam berdarah.

"Dari tiga orang dan satu bayi yang meninggal dunia, hanya Rislaini yang positif DBD, sedangkan Herwilin hanya terduga DBD, dan Firmansyah meninggal dunia bukan karena DBD. Hasil pemeriksaan tensi Firmansyah ini tinggi," ujarnya.

Selanjutnya, pihaknya akan melakukan penyelidikan dan penanganan epidemiologi di lokasi rumah warga yang meninggal dunia di Desa lUbuk Sanai, Kecamatan XIV Koto.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023