Timnas Bola Basket Indonesia akan lebih mematangkan persiapan tim pada setiap kompetisi yang akan dijalaninya untuk meningkatkan performa para pemain, di samping postur tubuh pebasket Indonesia yang di bawah rata-rata pemain Asia.
Manajer Timnas Bola Basket Indonesia Jeremy Imanuel Santoso dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa postur tubuh pemain Indonesia yang di bawah rata-rata pebasket Asia bukanlah hal yang utama dalam performa tim.
"Menurut saya, size itu salah satu faktor, tetapi bukan yang bisa mempertajam pernyataan di mana kita kalah karena size," kata Jeremy.
Dia lebih meyakini bahwa postur tubuh pemain Indonesia yang di bawah rata-rata itu bisa ditutupi dengan persiapan yang lebih maksimal. "Saya tidak percaya itu. Saya lebih percaya dengan persiapan yang baik, persiapan yang maksimal, pemain bisa mengeluarkan 100 persen kemampuannya secara konsisten," katanya.
Jeremy mengambil contoh pemain Indonesia dengan tinggi terendah dalam skuat, yakni Yudha Saputera dengan yang memiliki postur tinggi 175 cm, namun selalu menjadi pemain andalan dari Kepala Pelatih Milos Pejic.
Pada pertandingan Indonesia melawan Arab Saudi pada Senin (14/8) malam, Yudha bermain paling lama di antara rekan lainnya yakni 37 menit 41 detik dari total keseluruhan gim sepanjang 40 menit. Dari permainan panjang itu Yudha mencetak 20 poin, 9 assist, dan 5 rebound.
Catatan poin itu hanya selisih satu angka, yakni 21 poin, dari yang dihasilkan oleh Marques Terrell Bolden sebagai pemain paling tinggi di Timnas Indonesia dengan postur 208 cm.
Lebih lagi, catatan impresif dari permainan Yudha ini tidak hanya dibuat dalam satu kali waktu. Yudha menjaga performanya di level yang sama pada tiga pertandingan terakhir Timnas Indonesia di ajang Prakualifikasi Olimpiade 2024, atau bahkan sejak pertandingan persahabatan pada Indonesia International Basketball Invitational (IIBI) di Indonesia Arena beberapa waktu lalu.
"Jadi menurut saya persiapan untuk kita kompetisi, ada power, strength, endurance, jauh lebih di atas size tubuh," katanya.
Sebagai evaluasi untuk kompetisi berikutnya, terlebih untuk Asian Games Hangzhou pada September mendatang, Jeremy menekankan pentingnya persiapan yang maksimal untuk menutupi kekurangan individu dan berfokus pada permainan tim.
"Saya rasa skuat muda ini sangat memperlihatkan daya juang yang sangat baik. Tapi kesalahan-kesalahan seperti offensive rebound lawan, dan turn over masih menghantui kita dan harus secepatnya kita evaluasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Manajer Timnas Bola Basket Indonesia Jeremy Imanuel Santoso dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa postur tubuh pemain Indonesia yang di bawah rata-rata pebasket Asia bukanlah hal yang utama dalam performa tim.
"Menurut saya, size itu salah satu faktor, tetapi bukan yang bisa mempertajam pernyataan di mana kita kalah karena size," kata Jeremy.
Dia lebih meyakini bahwa postur tubuh pemain Indonesia yang di bawah rata-rata itu bisa ditutupi dengan persiapan yang lebih maksimal. "Saya tidak percaya itu. Saya lebih percaya dengan persiapan yang baik, persiapan yang maksimal, pemain bisa mengeluarkan 100 persen kemampuannya secara konsisten," katanya.
Jeremy mengambil contoh pemain Indonesia dengan tinggi terendah dalam skuat, yakni Yudha Saputera dengan yang memiliki postur tinggi 175 cm, namun selalu menjadi pemain andalan dari Kepala Pelatih Milos Pejic.
Pada pertandingan Indonesia melawan Arab Saudi pada Senin (14/8) malam, Yudha bermain paling lama di antara rekan lainnya yakni 37 menit 41 detik dari total keseluruhan gim sepanjang 40 menit. Dari permainan panjang itu Yudha mencetak 20 poin, 9 assist, dan 5 rebound.
Catatan poin itu hanya selisih satu angka, yakni 21 poin, dari yang dihasilkan oleh Marques Terrell Bolden sebagai pemain paling tinggi di Timnas Indonesia dengan postur 208 cm.
Lebih lagi, catatan impresif dari permainan Yudha ini tidak hanya dibuat dalam satu kali waktu. Yudha menjaga performanya di level yang sama pada tiga pertandingan terakhir Timnas Indonesia di ajang Prakualifikasi Olimpiade 2024, atau bahkan sejak pertandingan persahabatan pada Indonesia International Basketball Invitational (IIBI) di Indonesia Arena beberapa waktu lalu.
"Jadi menurut saya persiapan untuk kita kompetisi, ada power, strength, endurance, jauh lebih di atas size tubuh," katanya.
Sebagai evaluasi untuk kompetisi berikutnya, terlebih untuk Asian Games Hangzhou pada September mendatang, Jeremy menekankan pentingnya persiapan yang maksimal untuk menutupi kekurangan individu dan berfokus pada permainan tim.
"Saya rasa skuat muda ini sangat memperlihatkan daya juang yang sangat baik. Tapi kesalahan-kesalahan seperti offensive rebound lawan, dan turn over masih menghantui kita dan harus secepatnya kita evaluasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023