Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) menyampaikan kebakaran hutan yang melanda kawasan Gunung Ciremai di Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, diperkirakan mencapai102 hektare dan saat ini kebakaran sudah berhasil dikendalikan.
"Kami baru mencoba menghitung luas kebakaran yang dapat kami padamkan dengan menggunakan teknik metodologi di kami. Itu diperkirakan seluas 102 hektare," kata Kepala Balai TNGC Maman Surahman di Kuningan, Sabtu.
Ia menuturkan kebakaran hutan itu berada di kawasan Desa Padabeunghar yang membakar areal tanaman di hutan tersebut.
"Beberapa titik api sudah terkendali," katanya.
Sejumlah petugas, kata dia, sudah diterjunkan sejak dilaporkan kebakaran pada Jumat (25/8) siang, hingga akhirnya api sudah berhasil dipadamkan dan tidak lagi menjalar ke areal hutan lainnya, hanya tinggal satu lokasi dan masih dilakukan pemadaman.
"Terutama kemarin di tiga blok besar. Kita memakai sistem grid itu ukurannya 100x100 meter, sehingga dengan mudah kami petakan dan bisa diperkirakan luasannya," katanya.
Ia mengapresiasi seluruh jajaran petugas gabungan yang sudah turun ke lapangan untuk memadamkan kobaran api yang membakar hutan di Gunung Ciremai.
Terkait penyebab kebakaran, kata dia, masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, tapi diperkirakan banyak faktor yang tidak hanya bisa dituduhkan akibat ulah manusia.
"Dugaan penyebabnya kami masih melakukan penyelidikan, karena tentunya kita tidak bisa menuduh ini karena ulah manusia. Ada banyak faktor," katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Indra Bayu menambahkan proses pemadaman api di kawasan hutan Gunung Ciremai sempat terkendala oleh angin kencang serta kondisi jarak dan juga banyak batu untuk menuju titik api.
"Hutan Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai terbakar dengan perkiraan luasan sementara 56,9 hektare. Untuk upaya pemadaman dari semalam kita membuat
sekat bakar dari arah Bukit Seribu Bintang ke arah Karang Dinding," katanya.
Ia menyampaikan titik api pertama kali diketahui Jumat (25/8) siang oleh masyarakat setempat, kemudian dilakukan upaya pemadaman oleh tim gabungan dan masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
"Kami baru mencoba menghitung luas kebakaran yang dapat kami padamkan dengan menggunakan teknik metodologi di kami. Itu diperkirakan seluas 102 hektare," kata Kepala Balai TNGC Maman Surahman di Kuningan, Sabtu.
Ia menuturkan kebakaran hutan itu berada di kawasan Desa Padabeunghar yang membakar areal tanaman di hutan tersebut.
"Beberapa titik api sudah terkendali," katanya.
Sejumlah petugas, kata dia, sudah diterjunkan sejak dilaporkan kebakaran pada Jumat (25/8) siang, hingga akhirnya api sudah berhasil dipadamkan dan tidak lagi menjalar ke areal hutan lainnya, hanya tinggal satu lokasi dan masih dilakukan pemadaman.
"Terutama kemarin di tiga blok besar. Kita memakai sistem grid itu ukurannya 100x100 meter, sehingga dengan mudah kami petakan dan bisa diperkirakan luasannya," katanya.
Ia mengapresiasi seluruh jajaran petugas gabungan yang sudah turun ke lapangan untuk memadamkan kobaran api yang membakar hutan di Gunung Ciremai.
Terkait penyebab kebakaran, kata dia, masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, tapi diperkirakan banyak faktor yang tidak hanya bisa dituduhkan akibat ulah manusia.
"Dugaan penyebabnya kami masih melakukan penyelidikan, karena tentunya kita tidak bisa menuduh ini karena ulah manusia. Ada banyak faktor," katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Indra Bayu menambahkan proses pemadaman api di kawasan hutan Gunung Ciremai sempat terkendala oleh angin kencang serta kondisi jarak dan juga banyak batu untuk menuju titik api.
"Hutan Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai terbakar dengan perkiraan luasan sementara 56,9 hektare. Untuk upaya pemadaman dari semalam kita membuat
sekat bakar dari arah Bukit Seribu Bintang ke arah Karang Dinding," katanya.
Ia menyampaikan titik api pertama kali diketahui Jumat (25/8) siang oleh masyarakat setempat, kemudian dilakukan upaya pemadaman oleh tim gabungan dan masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023