Rejanglebong, (Antara) - Kalangan petani tomat di sejumlah lokasi di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, terancam mengalami kerugian akibat adanya serangan penyakit yang menyerang tanaman mereka.

"Tanaman yang terserang penyakit ini ditandai dengan adanya bercak-bercak hitam di bagian buah yang mulai besar, lama-kelamaan tanamannya menjadi layu dan buahnya rontok semua," kata Hariyono (40) salah satu petani tomat di kawasan Desa Air Merah Kecamatan Curup Tengah, Rabu.

Adanya serangan penyakit tanaman tomat itu sendiri kata dia, baru diketahuinya manakala tanaman sudah berbuah. Kendati dirinya sudah melakukan penyemprotan dengan menggunakan bermacam-macam obatan-obatan pertanian namun tidak membuahkan hasil.

Akibat serangan penyakit misterius tersebut tambah Hariyono dirinya mengalami kerugian lebih dari Rp3,5 juta yang digunakan untuk penanaman tomat di atas lahan seluas 1/4 hektare baik untuk pembelian benih, pupuk, obat-obatan pertanian, bambu penyangga tanaman (tanjar) dan plastik mulsa.

"Tanaman yang terkena penyakit ini buahnya kuning pucat, kalau tanamannya sehat buahnya berwarna merah atau kuning terang. Dari pada mati semua, buah yang belum masak langsung kami panen dan dibagikan kepada tetangga dari pada terbuang saja," katanya.

Sementara itu Juhardi (36) petani tomat di Kelurahan Simpang Nangka Kecamatan Selupu Rejang, menyebutkan saat ini harga pasaran buah tomat mulai membaik dengan harga jual di tingkatan petani berkisar Rp1.000 per kg, setelah sepanjang Maret lalu sempat anjlok di kisaran Rp250-300 per kg.

"Saat ini harganya mulai membaik, tetapi produksinya berkurang selain banyak yang diserang hama penyakit dan sebagian lagi baru mulai menanam," ujarnya.

Untuk itu dia berharap harga jual aneka sayuran di daerah itu dapat kembali normal sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan pokok yang belakangan ini mulai mengalami kenaikan.***3***



Pewarta: Oleh Nur Muhamad

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015