Nilai tukar mata uang rupiah pada Selasa sore mengalami pelemahan 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp15.380 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp15.370 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turut melemah ke posisi Rp15.381 dari sebelumnya Rp15.373 per dolar AS.

“Dolar AS sedikit lebih tinggi, menyimpang tidak terlalu jauh dari level tertinggi (dalam) enam bulan (terakhir) terhadap mata uang utama lainnya pada minggu lalu,” ujar Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Pasar memperkirakan The Fed bakal mempertahankan suku bunga pada rapat Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Kamis (21/9) waktu Indonesia atau Rabu (20/9) waktu AS. The Fed juga berpotensi memberikan indikasi untuk tetap mendukung kebijakan suku bunga tertinggi.

Senada, pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah melemah terhadap dolar AS karena pasar menantikan hasil rapat The Fed.

“Dengan membaiknya data ekonomi AS belakangan ini dan inflasi yang masih belum turun ke 2 persen, meskipun kemungkinan besar The Fed akan mempertahankan suku bunganya di rapat kali ini, tapi The Fed mungkin akan memberikan indikasi untuk tetap mendukung kebijakan suku bunga tinggi,” ungkapnya.

Selain itu, harga minyak mentah yang terus meningkat dapat menjadi masalah baru bagi perekonomian global dan menyulut inflasi.

Kenaikan harga minyak mentah menambah kebutuhan Indonesia terhadap dolar AS guna mengimpor minyak mentah, sehingga faktor ini dapat mendukung penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya, termasuk rupiah.


Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023