Rejanglebong (Antara) - Tari "Kejei" merupakan warisan budaya masyarakat Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, yang lahir sejak abad 13 silam dan sampai kini masih dipentaskan.

"Tari Kejei ini tidak saja menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Rejanglebong, namun sudah menjadi bagian dari kebudayaan suku Rejang yang ada di Provinsi Bengkulu, tarian ini diyakini masyarakat mengandung nilai-nilai mistik dan sudah ada sejak abad ke 13 silam," kata M Syafik pemilik sanggar tari Dulang Emas Kota Curup di Rejanglebong, Selasa.

Tari Kejei daerah tersebut kata dia, merupakan kesenian rakyat suku Rejang yang dalam bahasa daerah setempat berarti hajatan besar atau acara besar.

Tarian ini hanya ditampilkan untuk acara pelantikan pangeran dan pasirah, dan dapat pula dilaksanakan dalam acara perayaan peresmian pernikahan, menindik telinga anak gadis, acara sunatan dan membayar nazar.

Pagelaran tari Kejei ini tambah dia, juga menjadi ajang mencari jodoh antara bujang dan gadis yang sudah cukup umur yang datang dari berbagai penjuru daerah, mengingat pelaksanaannya sendiri memakan waktu yang relatif lama dengan waktu paling singkat tiga hari, 15 hari, tiga bulan hingga sembilan bulan.

Tari Kejei itu sendiri diyakini sudah ada sejak abad 13 yang dipentaskan untuk menyambut kedatangan Biksu dari kerajaan Majapahit ke Rejanglebong. Tarian ini dulunya diiringi tambuhan dari alat-alat musik tradisional dari bambu berupa bilah-bilah bambu sebagai kulintang dan serdam (kerilu).

Namun sejak kedatangan para Biksu yang menyebarkan agama Budha di daerah itu, peralatan ini mulai berganti menggunakan alat yang terbuat dari logam sehingga bisa bertahan sampai sekarang.

"Tarian ini juga termasuk tarian yang sakral dan diyakini oleh masyarakat suku Rejang mengandung nilai-nilai mistik, sehingga hanya dilaksanakan masyarakat Rejanglebong saat itu untuk acara menyambut para Biksu, acara perkawinan dan adat marga. Pagelaran tari ini biasanya disertai pemotongan kerbau atau sapi sebagai syarat utamanya," kata Syafik.

Untuk melestarikan tarian khas masyarakat Kabupaten Rejanglebong itu agar tidak punah oleh pengaruh kemajuan jaman kata dia, saat ini sudah berdiri lebih dari 30 sanggar tari Kejei di sekolah tingkat SMP maupun SMA dalam 15 kecamatan dibawah binaan sanggar tari Bumei Pat Petulai yang diketuai Susilawati Suherman istri dari bupati setempat.

Selain sanggar tari ditingkat sekolah, di daerah itu juga memiliki empat sanggar tari lainnya dengan jumlah peserta didiknya lebih banyak yakni sanggar tari Dulang Emas, sanggar tari BMA, sanggar tari Jumira, dan sanggar tari Erna.

Keberadaan tari Kejei itu sendiri saat ini masih terus ditampilkan Pemkab Rejanglebong terutama untuk menyambut tamu daerah, kemudian setiap peringatan ulang tahun kabupaten maupun pagelaran seni budaya daerah di tingkat provinsi hingga nasional serta ditampilkan warga dalam acara pernikahan atau hajatan lainnya. ***4***

Pewarta: Oleh Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015