Bengkulu (Antara) - Tidak banyak pelatih yang memegang lisensi A dari Asian Football Confederation (AFC), hanya 66 orang dan salah satunya putra Bengkulu.

M Nasir namanya, pria kelahiran Kota Bengkulu 51 tahun yang lalu ini merupakan salah satu jajaran pelatih sekelas Rahmad Darmawan yang sudah memiliki nama besar di kancah sepak bola nasional.

"Kalau dari lisensi AFC, saya sama lisensinya dengan pelatih Rahmad Darmawan, kalau di Sumatera Bagian Selatan hanya tiga orang yang berlisensi A dari AFC," kata pria kelahiran 16 Agustus 1964 itu, di Bengkulu, Selasa.

Mengawali karier di sepak bola saat ia berusia 17 tahun, saat itu dia menjadi salah satu pemain inti di klub yang sekarang dilatih dirinya.

"Saya mulai menjadi pemain Persepang atau Persatuan Sepakbola Bangkahulu, kalau sekarang namanya sudah berubah menjadi PS Bengkulu, itu bermain sekitar tahun 1981," kata dia.

Pada tahun 1996 dia mengakhiri kariernya sebagai pemain, dan mulai menepi dari lapangan sepakbola dan menjadi pelatih klub pelajar di PS Bengkulu.

"Pada tahun 1997 saya dipercaya menjadi pelatih PS Bengkulu Junior, setelah itu saya dipercaya menjadi pelatih PS Bengkulu," katanya.

Tidak tanggung-tanggung, M Nasir berjasa besar membawa PS Bengkulu berada di Divisi Utama Liga Indonesia, usahanya tersebut dimulai pada tahun 2005.

"Tahun 2005 PS Bengkulu berada di Divisi III, naik ke Divisi II, pada tahun 2008 kembali naik ke Divisi I Liga Indonesia, dan pada 2009 PS Bengkulu berada di Divisi Utama, selangkah lagi menuju Liga Super Indonesia," kata pelatih yang mudah tersenyum ini.

Tidak hanya itu, pada musim kompetisi 2007, dirinya juga membawa PS Bungo, Provinsi Jambi naik kasta dari Divisi II ke Divisi I Liga Indonesia.

Pada 2013 Nasir mendapatkan tawaran menjadi arsitek dari Lampung FC selama semusim yang saat itu berkompetisi di Divisi Utama Liga Primer Indonesia.

"Saat itu kita sampai di Final, namun kalah dengan skor 1:2 melawan PSS Sleman," kata dia.

Musim 2014-2015, dirinya kembali ke tanah kelahiran, dimana dirinya lama berkarier di olahraga sepak bola, dia kembali mengarsiteki PS Bengkulu untuk semusim.

"Saat ini menjadi tidak jelas karena adanya permasalahan yang mendera sepakbola nasional, keputusan saat ini yang tepat yakni seluruh kegiatan kita liburkan dulu," kata Nasir.

Mengenai suka duka, sang pelatih juga rela membagi bagaimana kisah dirinya selama menjabat sebagai pelatih di lapangan hijau tersebut.

"Selama melatih lebih banyak dukanya, dari sukanya, pernah tujuh bulan tidak digaji, enam bulan tidak digaji, itu saat melatih PS Bengkulu, dan musim ini tiga bulan belum terima gaji," ucapnya dengan senyum simpul.

Walaupun harus mengeluarkan biaya pribadi, itu tidak mematahkan semangat dirinya untuk ikut membangun sepakbola Bengkulu, bahkan dia rela mengeluarkan uang pribadinya untuk menjalani musim bersama PS Bengkulu.

"Sayang jika PS Bengkulu turun kasta, seharusnya bisa berkompetisi di liga tertinggi, namun semua kembali lagi pada ketersediaan kucuran dana, kita berharap semuanya saling mendukung, dan berharap kepemimpinan daerah selanjutnya orang yang gila bola," ujarnya.***4***

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015