Harga emas berjangka pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) naik dipicu pelemahan dolar AS.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Mercantile Exchange ditutup naik 12,2 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.980,5 dolar AS per ons.

Ketegangan yang meningkat di Timur Tengah terus memicu permintaan emas selaku aset safe haven.

Berbicara di Economic Club di New York pada Kamis (19/10/2023), Ketua The Federal Reserve Jerome Powell melihat tanda-tanda meredanya inflasi baru-baru ini, namun ia mengatakan melambatnya kenaikan harga belum cukup untuk menjadi sebuah tren dan bank sentral akan tegas dalam mengambil tindakan untuk mencapai target inflasi dua persen.

Menurut Powell, jika ekonomi terus tumbuh di atas tren atau pengetatan pasar tenaga kerja tidak berkurang, berisiko meningkatkan inflasi. Hal itu bisa mendorong pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut.

Data ekonomi yang dirilis pada Kamis (19/10/2023) beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim tunjangan pengangguran turun 13.000 klaim menjadi 198.00 klaim pada pekan yang berakhir 14 Oktober, penurunan paling sedikit sejak Januari dan lebih rendah dari penurunan 14.000 klaim yang diperkirakan analis.

Indeks Conference Board Leading Economic AS turun 0,7 persen pada September menjadi 104,6, menyusul penurunan 0,5 persen pada Agustus.

Sementara, National Association of Realtors melaporkan bahwa penjualan rumah eksisting AS menurun dua persen pada September menjadi 3,96 juta rumah.

Logam mulia lainnya, perak, untuk pengiriman Desember ditutup turun 6,8 sen atau 0,29 persen ke 23,031 dolar per ons. Sedangkan platinum untuk pengiriman Januari ditutup naik 3,9 dolar atau 0,44 persen ke 898,2 dolar AS per ons.

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023