Bengkulu (Antara) - Bulog Divre Bengkulu menyerap cabai hasil pertanian daerah setempat guna normalisasi harga yang mulai naik pada bulan puasa Ramadhan 1436 Hijriah.

"Kita sudah merencanakan penyerapan cabai lokal yakni dari Kabupaten Rejang Lebong, serapan ini agar cabai lokal diutamakan memenuhi kebutuhan Provinsi Bengulu (dibanding dijual ke provinsi lain)," kata Kepala Bulog Divre Bengkulu Sugeng Rahayu, di Bengkulu, Kamis.

Menurut Sugeng, melalui Bulog Sub Divisi Rejang Lebong, pihaknya sedang melakukan survei ke sejumah kelompok petani cabai yang sudah memasuki masa panen.

"Kita berencana menyerap kalau bisa sepuluh karung ukuran besar setiap hari, dan di distribusikan ke kabupaten dan kota yang tidak memiliki pertanian cabai, utamanya Kota Bengkulu," kata dia.

Selain survei jumlah panen, pihaknya juga melakukan pemantauan harga ditingkat petani, tidak melalui pihak pengumpul yang diyakini harganya cukup tinggi.

"Nanti cabai serapan kita, direncanakan akan dijual di pasar murah atau bazar, sehingga diharapkan dapat menekan harga cabai di pasaran," ucapnya.

Sejumlah masyarakat sudah mulai mengeluhkan harga cabai yang dianggap naik cukup tinggi dibandingkan dengan harga pada April 2015.

Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang warga Kabupaten Bengkulu Tengah Ny Arni, kenaikan harga cabai hampir mencapai dua kali lipat.

"Dua bulan yang lalu, harganya sekitar Rp25.000, tetapi sekarang sudah Rp40.000, sangat memberatkan sekali saya rasa," ujarnya.

Begitu juga harga bawang merah dan bawang putih, komoditas lain juga mengalami kenaikan tetapi tercatat tidak begitu tinggi.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015