Jakarta, (Antara) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp13.320 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.305 per dolar AS.

         "Dolar AS mengalami penguatan terhadap rupiah menyusul masih adanya kekhawatiran dari Yunani yang berpotensi gagal bayar utang," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.

        Kendati demikian, menurut dia, pelemahan rupiah cenderung terbatas dikarenakan bank sentral AS (the Fed) masih menunda kenaikan suku bunganya (Fed fund rate) menyusul kondisi ekonomi AS yang belum sesuai harapan.

         "Diharapkan, rupiah dapat bergerak menguat seiring meredanya sentimen dari the Fed dan harapan akan membaiknya perekonmian domestik pada semester II nanti," katanya.

         Ia menambahkan bahwa kondisi utang luar negeri (ULN) Indonesia juga masih relatif stabil dan tergolong sehat. Diharapkan ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang mempengaruhi stabilitas makroekonomi.

         Sentimen dari dalam negeri, lanjut dia, Bank Indonesia yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) di level 7,5 persen diharapkan dapat menjaga inflasi sesuai dengan target di 4 plus minus 1 persen dan defisit transaksi berjalan dalam kisaran 2,3-3,0 persen terhadap produk domestik bruto (GDP).

         Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa bank sentral AS yang mengindikasikan kenaikan suku bunga mungkin terjadi pada tahun ini membuat pelaku pasar masih cenderung menahan transaksi asetnya dalam mata uang berisiko.

         "Belum adanya sinyal dari the Fed, sebagian investor cenderung ragu untuk masuk ke aset berisiko," katanya. *

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015