Bengkulu (Antara) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan potensi biomassa Indonesia yang mencapai 50 gigawatt masih termanfaatkan sebesar 5 persen.

"Potensinya sangat besar tapi pemanfaatan masih sangat kecil," kata Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Budi Koswara di Bengkulu, Sabtu.

Saaat meninjau operasi pengembangan Instalasi Pengolahan Limbah Komunal berbasis biogas di Kota Bengkulu, Budi mengatakan pemanfaatan biomassa sangat strategis untuk mengurangi konsumsi energi fosil yang terbatas.

Apalagi, pemerintah Indonesia menargetkan penggunaan energi terbarukan sebesar 23 persen untuk memenuhi kebutuhan energi nasional pada 2025.

Pengembangan instalasi pengolahan limbah dari kotoran manusia dan ternak untuk menghasilkan biogas akan terus dikembangkan di berbagai wilayah sesuai potensi yang ada.

"Pengembangan instalasi pengolahan limbah komunal menjadi salah satu program yang kami kembangkan, termasuk untuk pondok pesantren," katanya.

Pengembangan biogas yang cukup berhasil dengan sistem instalasi pengolahan limbah komunal serta ditambah dengan pemanfaatan kotoran sapi ada di Pondok Pesantren Saung Balong di Majalengka, Jawa Barat.

"Mereka memiliki ratusan ternak sapi dan kotorannya dimanfaatkan untuk biogas, kalau ingin skala besar sebaiknya studi banding dulu," katanya.

Selain dari kotoran manusia dan ternak, energi biomassa dapat berasal dari tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian dan limbah hutan.

Potensi biomassa yang tersedia dan dapat dimanfaatkan menurutnya adalah limbah hasil perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa dan tebu, serta limbah hasil hutan, seperti limbah gergajian dan limbah produksi kayu.

"Beberapa perusahaan melakukan ekspor limbah perkebunan seperti cangkang sawit, padahal bisa diolah untuk memenuhi energi dalam negeri," ucapnya. ***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015