Rejanglebong,  (Antara) - Kalangan pemulung di Kota Curup Kabupaten Rejanglebong Provinsi Bengkulu, selama lebaran Idul Fitri tahun ini mendapatkan keuntungan lebih dengan banyaknya barang bekas yang mereka temukan.

"Pada hari raya ini banyak barang bekas yang dibuang masyarakat di bak penampungan sampah, kalau sekarang seharinya bisa mendapatkan Rp80.000 sampai Rp100.000 per hari. Kalau hari biasanya saya paling banyak Rp30.000 sampai Rp40.000," kata kata Yanto (36) salah seorang pencari barang bekas saat ditemui di bak penampungan sampah di Kelurahan Talang Rimbo Baru Kecamatan Curup Tengah.

Datangnya hari raya bagi kalangan pemulung kata dia, menjadi berkah bagi mereka. Karena selama hari raya ini jumlah sampah yang dibuang masyarakat cukup banyak dan menumpuk di berbagai bak penampungan sampah di setiap sudut kota.

Meningkatnya pendapatan warga asal Kecamatan Curup Utara itu, pascalebaran Idul Fitri ini selain sedikitnya saingan dari sesama pemulung juga banyaknya aneka sampah yang dibuang warga seperti botol bekas minuman ringan, gelas plastik, kaleng bekas minuman ringan serta aneka jenis plastik bekas perabotan rumah tangga.

Untuk botol bekas minuman ringan dan plastik ini kata dia, dibeli oleh penampung barang bekas dengan harga Rp500 per kg, kemudian untuk besi bekas Rp1.600 per kg, aluminium Rp8.000 per kg serta kardus Rp600 per kg.

Banyaknya barang-barang bekas buangan masyarakat di bak penampungan sampah yang belum terangkut petugas kebersihan ini membuat dirinya harus membolak-balik tumpukan sampah dengan menggunakan alat semacam gancu. Barang-barang yang telah dikumpulkan ini selanjutnya dimasukannya ke dalam dua keranjang besar yang diletakan di kiri dan kanan sepeda motor empat tak miliknya.

Pekerjaan memungut barang bekas pada hari raya ini tambah dia, dilakukannya setelah shalat Id dan bersilahturahmi dengan para tetangga dan keluarganya. Setelah selesai bersilahturahmi, dirinya lantas berkeliling kota masuk kampung-keluar kampung dan dari bak sampah satu ke bak sampah lainnya.

"Nyari barang bekas ini sudah jadi pekerjaan saya, mengapa harus malu, karena pekerjaan ini halal walaupun harus berkotor-kotor dan bau tidak sedap," katanya.

Sementara itu hal serupa juga diutarakan Sri (47) pemulung perempuan yang memulung barang bekas dengan cara berjalan kaki, saat berada di depan pekantoran Pemkab Rejanglebong.

"Kalau sekarang banyak barang bekas yang bisa dijual, tapi kalau sudah lebaran nanti sudah sulit. Kalau pun ada nantinya paling banyak kardus bekas dan plastik bekas minuman air mineral atau pun gelas air kemasan," ujar perempuan yang sudah menjadi janda sejak setahun lalu sejak ditinggal suaminya meninggal dunia seraya memanggul karung berisi penuh barang bekas.*

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015