Ramallah (Antara/Xinhua-OANA) - Seorang pembantu Presiden Palestina Mahmoud Abbas Urusan Agama pada Ahad (26/7) menuduh Israel berusaha menyeret seluruh Wilayah Timur Tengah ke dalam perang agama.

Mahmoud Habash, yang juga adalah Kepala Kehakiman Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA), mengatakan kepada Xinhua aksi represif tanpa henti oleh Israel dan serangan yang dilakukan terhadap orang Palestina yang sedang beribadah di Jerusalam adalah perbuatan tercela.

"Apa yang terjadi lapangan di Jerusalem membunyi bel bahwa Israel berusaha menyeret seluruh Wilayah Timur Tengah ke dalam perang agama," kata Habash. Ia merujuk kepada bentrokan yang terjadi di Kota Tua Jerusalem Timur.

Pada Ahad, bentrokan terjadi antara puluhan orang Palestina yang sedang beribadah dan polisi Israel di kompleks Masjid Al-Aqsha di Kota Jerusalem, setelah pemukim Yahudi berusaha memasuki daerah di sekitar masjid itu, kata beberapa sumber Palestina.

"Menyerang tempat suci kami akan menyulut makin banyak api kebencian dan bentrokan dengan Israel, kata Habash, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. Ia memperingatkan seluruh wilayah tersebut bergerak ke arah makin banyak radikalisme agama.

Kota suci Jerusalem adalah fail utama dalam tumpukan fail konflik Israel-Palestina.

Israel mengingini seluruh kota itu sebagai "ibu kota abadi" negara Yahudi, sedangkan Palestina ingin bagian timur kota tersebut --yang diduduki oleh Israel pada 1967-- menjadi ibu kota negara Palestina mereka.

Setakat ini, masyarakat internasional menolak untuk mengakui Jerusalem sebagai "Ibu Kota Israel", setelah negara Yahudi itu pada 1950 mengumumkan bagian barat Jerusalem adalah ibu kotanya.

Penolakan meningkat setelah Israel menduduki dan mencaplok bagian timur kota itu pada 1967.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015