Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Warga yang bermukim di sepanjang Sungai Air Gambir di Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu mengeluhkan limbah cair batu bara yang mengganggu.
"Biasanya kami di beberapa desa di sepanjang Sungai Gambir itu mengkonsumsi air sungai dan memanfaatkannya untuk memelihara ikan, tapi beberapa tahun terakhir tidak bisa lagi akibat tercemar limbah batu bara," ujar Ulman, salah satu warga Taba Penanjung, Jumat.
Ia menyatakan, keberadaan perusahaan tambang batu bara di bagian hulu sungai tersebut dituding tidak memberikan manfaat bagi warga setempat, justru hanya memproduksi limbah yang berdampak buruk untuk mereka.
Dampak limbah batu bara itu, mengakibatkan warga tidak bisa lagi memanfaatkan air Sungai Gambir.
Warga setempat justru mengeluhkan, pihak perusahaan tidak bertoleransi, dan enggan membantu menyediakan air bersih atau bantuan sosial lainnya.
Warga di sana terpaksa menggali sumur untuk mendapatkan air bersih, karena sungai itu tidak bisa dipakai oleh manusia maupun ternak kerbau yang enggan mandi di sungai tersebut.
"Kami sudah beberapa kali melaporkan masalah tersebut ke kecamatan, namun tidak ada tindaklanjut penanganannya," ujar dia pula.
Sekretaris Camat Taba Penanjung, Syofyan Ansori, mengatakan, pihaknya sulit untuk merealisasikan keluhan warga akan limbah batu bara tersebut karena hampir seluruh pimpinan perusahaan batu bara itu sulit ditemui.
"Kami bersama unsur pimpinan kecamatan di sini pernah melakukan sosialisasi soal limbah itu ke beberapa perusahaan pertambangan batu bara di kaki Bukit Sunur, namun kurang ada tanggapan," kata dia.
Jangankan untuk mengeluarkan dana kepedulian sosial perusahaan atau corpoate social responsibility (CSR), mau minta laporan tentang jumlah tenaga kerja saja tidak dilayani, ujar dia lagi.
"Kami betul-betul hanya mendapatkan limbah batu baranya saja, sedangkan perusahaan menikmati produksi isi perut Bukit Sunur sudah puluhan tahun," kata Ansori lagi.
Belum diperoleh tanggapan dari pihak perusahaan batu bara itu, berkaitan keluhan warga atas dampak limbah buangan tersebut.(Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Biasanya kami di beberapa desa di sepanjang Sungai Gambir itu mengkonsumsi air sungai dan memanfaatkannya untuk memelihara ikan, tapi beberapa tahun terakhir tidak bisa lagi akibat tercemar limbah batu bara," ujar Ulman, salah satu warga Taba Penanjung, Jumat.
Ia menyatakan, keberadaan perusahaan tambang batu bara di bagian hulu sungai tersebut dituding tidak memberikan manfaat bagi warga setempat, justru hanya memproduksi limbah yang berdampak buruk untuk mereka.
Dampak limbah batu bara itu, mengakibatkan warga tidak bisa lagi memanfaatkan air Sungai Gambir.
Warga setempat justru mengeluhkan, pihak perusahaan tidak bertoleransi, dan enggan membantu menyediakan air bersih atau bantuan sosial lainnya.
Warga di sana terpaksa menggali sumur untuk mendapatkan air bersih, karena sungai itu tidak bisa dipakai oleh manusia maupun ternak kerbau yang enggan mandi di sungai tersebut.
"Kami sudah beberapa kali melaporkan masalah tersebut ke kecamatan, namun tidak ada tindaklanjut penanganannya," ujar dia pula.
Sekretaris Camat Taba Penanjung, Syofyan Ansori, mengatakan, pihaknya sulit untuk merealisasikan keluhan warga akan limbah batu bara tersebut karena hampir seluruh pimpinan perusahaan batu bara itu sulit ditemui.
"Kami bersama unsur pimpinan kecamatan di sini pernah melakukan sosialisasi soal limbah itu ke beberapa perusahaan pertambangan batu bara di kaki Bukit Sunur, namun kurang ada tanggapan," kata dia.
Jangankan untuk mengeluarkan dana kepedulian sosial perusahaan atau corpoate social responsibility (CSR), mau minta laporan tentang jumlah tenaga kerja saja tidak dilayani, ujar dia lagi.
"Kami betul-betul hanya mendapatkan limbah batu baranya saja, sedangkan perusahaan menikmati produksi isi perut Bukit Sunur sudah puluhan tahun," kata Ansori lagi.
Belum diperoleh tanggapan dari pihak perusahaan batu bara itu, berkaitan keluhan warga atas dampak limbah buangan tersebut.(Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012