Bengkulu (Antara) - Harga ikan laut yang dijual di pasar tradisional di Kota Bengkulu bertahan tinggi akibat minimnya pasokan dari nelayan setempat.

"Sudah sepekan ini harga termasuk tinggi karena pasokan ikan dari nelayan sedikit," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Bengkulu Romi Faislah di Bengkulu, Kamis.

Ia mengatakan minimnya pasokan membuat harga ikan melonjak antara Rp15 ribu hingga Rp50 ribu per kilogram.

Harga ikan pelagis jenis gebur naik dari Rp30 ribu per kilogram menjadi Rp55 ribu per kilogram dan ikan gembolo naik dari Rp25 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilogram.

Pedagang ikan setempat juga menjual udang dengan harga tinggi, yakni udang kelong dari Rp120 ribu per kilogram menjadi Rp170 ribu per kilogram. Harga udang merah naik dari Rp40 ribu per kilogram menjadi Rp70 ribu per kilogram.

Menurut Romi, badai yang melanda perairan Bengkulu membuat nelayan tidak melaut sehingga pasokan ikan secara otomatis menipis.

Gelombang laut di perairan Bengkulu, kata dia, mencapai ketinggian maksimal empat meter saat musim badai.

Dengan kondisi itu, kapal nelayan lokal yang sebagian besar merupakan kapal kecil rawan terbalik bila dihantam ombak.

"Apalagi, kapal nelayan hanya mampu mencapai dua mil ke tengah laut," ucapnya.

Pada kesempatan sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu Rinaldi mengaku sudah mengusulkan pengadaan 500 mesin tempel ke Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk membantu para nelayan yang sebagian besar masih menggunakan perahu dayung.

"Hampir 50 persen nelayan masih menggunakan perahu dayung, jadi mesin tempel ini akan membantu mereka," katanya.

Ia mengharapkan dengan penambahan alat tangkap tersebut, hasil tangkapan ikan nelayan Bengkulu meningkat. ***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015