"Kalau dari sisi iklim, hasil dari pengamatan kita kemungkinan terjadi pendinginan suhu di dasar laut. Artinya ikan akan mencari suhu yang lebih hangat, ketika di dasar laut dingin maka dia akan keluar atau naik ke atas laut," kata Kepala Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu Klaus Johannes Apoh Damanik di Bengkulu, Jumat.
Fenomena ikan tersebut telah terjadi sejak beberapa minggu terakhir dan diperkirakan terjadi hingga pertengahan Desember 2023.
Ia menyebutkan, saat ini Provinsi Bengkulu telah memasuki musim hujan, sebab hujan disebabkan karena adanya penguapan dari laut sehingga terjadinya pembentukan awan hujan.
"Kita telah memasuki musim hujan, mudah mudahan tidak lama sebab, hujan terjadi ketika suhu laut menghangat kemudian memicu terjadinya penguapan sehingga potensi pembentukan awan semakin besar dan potensi hujan ada," ujar dia.
Damanik menegaskan, fenomena ikan yang naik ke permukaan laut tersebut biasa terjadi di sejumlah wilayah dan bukan pertanda akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sementara itu, Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Fatmawati Soekarno Bengkulu Anjasman menjelaskan bahwa perubahan suhu tersebut karena adanya tiupan angin dari Australia menuju wilayah Indonesia yang melewati perairan Samudera Hindia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin.
Dengan adanya fenomena tersebut, menyebabkan hasil tangkapan nelayan di Kota Bengkulu berlimpah, bahkan sejumlah nelayan membagikan ikan secara gratis kepada warga khususnya ikan yang berukuran kecil.
Dengan adanya fenomena tersebut, masyarakat Kota Bengkulu ramai-ramai datang ke pantai dengan membawa berbagai peralatan seperti ember, karung dan kantong kresek untuk mendapatkan ikan secara percuma atau gratis.
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News