Rejanglebong (Antara) - Harga jual beras di Kabupaten Rejanglebong Provinsi Bengkulu beberapa pekan ini mengalami kenaikan yang diakibatkan adanya kegagalan panen dialami petani setempat.

Menurut pimpinan usaha penggilingan Usaha Dagang (UD) Mulya Usaha Kelurahan Talang Benih, Kecamatan Curup, Mahmud, Jumat, harga beras ini mengalami kenaikan sejak akhir Agustus lalu dengan besaran mencapai Rp5.000 per kaleng sebanyak 16 kg.

"Untuk beras super saat ini di tingkat petani harganya sudah mencapai Rp145.000 per kg atau naik Rp5.000 dari harga sebelumnya, sedangkan untuk beras kualitas biasa Rp140.000 per kaleng dari harga sebelumnya Rp135.000. Harganya naik karena saat ini produksi padi petani menurun akibat diserang hama penyakit," katanya lagi.

Sedangkan harga jual beras super di tingkat penggilingan Rp160.000 per kaleng atau Rp10.000 per kg, sedangkan untuk beras kualitas biasa Rp150.000 per kaleng.

"Kami hanya mengambil keuntungan Rp10.000 per kaleng, ini untuk beli karung, upah angkut dan keuntungan usaha. Kalau di pasar saat ini untuk beras super dijual pedagang antara Rp180.000 sampai Rp185.000 per kaleng, sedangkan beras kualitas biasa sudah mencapai Rp160.000 per kaleng," ujarnya.

Sedangkan Subari (50), salah seorang petani yang sedang menggiling padi di UD Mulya Usaha mengatakan, kenaikan harga jual beras di tingkat petani dan tingkat penggilingan karena saat ini sedang memasuki musim kemarau dan banyak areal persawahan petani yang gagal panen akibat diserang hama penyakit terutama mentek atau tungro, sehingga produksi padi berkurang.

"Kalau ketersediaan air di sini tidak mengalami permasalahan, air irigasinya masih banyak dan cukup untuk mengairi sawah petani. Musim panas atau kemarau sekarang membuat tanaman padi rentan diserang penyakit mentek atau tungro, penyakit ini karena pengaruh cuaca," kata Subari lagi.

Serangan penyakit mentek ini, kata dia, selain menimpa sawah miliknya juga puluhan hektare sawah petani lainnya.

Sawah seluas setengah hektare milik Subari ini biasanya bisa menghasilkan 18 karung atau 90 kaleng atau 1.440 kg, tetapi sejak terkena mentek turun menjadi 12 karung atau 60 kaleng beras seberat 960 kg.  

Dia berharap dinas terkait dan pemerintah setempat dapat turun ke lapangan, sehingga bisa mengatasi serangan penyakit tungro di daerah itu yang tidak menurunkan hasil produksi sawah petani.***3***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015