Calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo menyatakan bahwa program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana bukanlah janji muluk, namun bisa diwujudkan secara nyata.
Saat menjabat Gubernur Jawa Tengah, ia telah membuktikan negara bisa hadir dalam sektor pendidikan, dari seorang Raihan Muzadi, alumni SMKN Jateng yang kini telah bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan di Semarang.
"Saya M Raihan Muzadi, bisa dipanggil Raihan, alhamdulillah saya lulusan SMK Jateng yang ada di Semarang, saya angkatan nomor 2," kata Raihan memperkenalkan diri dalam kampanye akbar bertajuk Hajatan Akbar di Semarang, Jateng, Sabtu.
"Sekolahmu bayar?," tanya Ganjar.
"Tidak, Pak, tidak membayar," jawab Raihan.
Ganjar lantas menanyakan proses masuk SMKN Jateng yang melalui seleksi ketat. Menurut Raihan, ia terpilih, karena selain dirinya punya kualifikasi yang baik, ada kondisi lain yang membuatnya diterima di sekolah tersebut.
"Kebetulan saya seorang yatim Pak, bapak saya sudah meninggal ketika saya kelas 3 SD, lalu ibu saya seorang pedagang geres atau ikan asin Pak di Pasar Johar, pedagang kecil-kecilan," kata Raihan.
Raihan mengatakan dirinya bekerja di PT Urip Mulya, dan sekarang ada di RnD staff, atau pengembangan dan riset.
Sebagai anak dari keluarga miskin, Raihan mengaku merasa sangat terbantu dengan program SMK vokasi ala Ganjar tersebut. Selain sekolahnya gratis, Raihan juga bisa langsung diterima bekerja oleh perusahaan.
Raihan mengaku bisa sering memberi uang untuk ibu, yang menurutnya merupakan berkah yang sangat ia inginkan karena bisa membalas kebaikan ibu dan keluarganya.
Ganjar terkesan dengan capaian Raihan. Dari seorang anak yatim yang ditinggal bapaknya sejak kecil, kini Raihan mampu menghidupi keluarganya dan membanggakan ibunya.
"Kenapa Ganjar-Mahfud punya program satu keluarga miskin, satu sarjana? Kita sudah praktikkan bahwa dengan SMK saja tidak ada yang nganggur, sekolah langsung kerja, dan dia langsung praktikkan. Mudah-mudahan ini bagian dari program berikutnya untuk bisa meyakinkan. Terima kasih, salam untuk ibumu dan keluargamu," tutur Ganjar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Saat menjabat Gubernur Jawa Tengah, ia telah membuktikan negara bisa hadir dalam sektor pendidikan, dari seorang Raihan Muzadi, alumni SMKN Jateng yang kini telah bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan di Semarang.
"Saya M Raihan Muzadi, bisa dipanggil Raihan, alhamdulillah saya lulusan SMK Jateng yang ada di Semarang, saya angkatan nomor 2," kata Raihan memperkenalkan diri dalam kampanye akbar bertajuk Hajatan Akbar di Semarang, Jateng, Sabtu.
"Sekolahmu bayar?," tanya Ganjar.
"Tidak, Pak, tidak membayar," jawab Raihan.
Ganjar lantas menanyakan proses masuk SMKN Jateng yang melalui seleksi ketat. Menurut Raihan, ia terpilih, karena selain dirinya punya kualifikasi yang baik, ada kondisi lain yang membuatnya diterima di sekolah tersebut.
"Kebetulan saya seorang yatim Pak, bapak saya sudah meninggal ketika saya kelas 3 SD, lalu ibu saya seorang pedagang geres atau ikan asin Pak di Pasar Johar, pedagang kecil-kecilan," kata Raihan.
Raihan mengatakan dirinya bekerja di PT Urip Mulya, dan sekarang ada di RnD staff, atau pengembangan dan riset.
Sebagai anak dari keluarga miskin, Raihan mengaku merasa sangat terbantu dengan program SMK vokasi ala Ganjar tersebut. Selain sekolahnya gratis, Raihan juga bisa langsung diterima bekerja oleh perusahaan.
Raihan mengaku bisa sering memberi uang untuk ibu, yang menurutnya merupakan berkah yang sangat ia inginkan karena bisa membalas kebaikan ibu dan keluarganya.
Ganjar terkesan dengan capaian Raihan. Dari seorang anak yatim yang ditinggal bapaknya sejak kecil, kini Raihan mampu menghidupi keluarganya dan membanggakan ibunya.
"Kenapa Ganjar-Mahfud punya program satu keluarga miskin, satu sarjana? Kita sudah praktikkan bahwa dengan SMK saja tidak ada yang nganggur, sekolah langsung kerja, dan dia langsung praktikkan. Mudah-mudahan ini bagian dari program berikutnya untuk bisa meyakinkan. Terima kasih, salam untuk ibumu dan keluargamu," tutur Ganjar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024