Polda Metro Jaya belum menerapkan rekayasa lalu lintas terkait aksi demo yang dilakukan elemen masyarakat di depan Gedung DPR/ MPR RI, Gatot Subroto, Tanah Abang, Jumat.
 
"Situasional dalam arti kita atur sedemikian rupa. Kalau bisa lewat ya harus tetap lewat dan kita harapkan masyarakat yang menyampaikan pendapat menghormati pengguna jalan lain," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman saat ditemui di Jakarta, Jumat.
 
Latif menyebut jika  demonstran masih mencukupi di depan gedung DPR/MPR, maka Jalan Gatot Subroto arah Slipi tak akan ditutup.
 
"Jalur depan DPR adalah jalur utama yang mengarah ke barat, jadi ini harusnya akan kita pertahankan, kalau massa masih cukup di depan DPR ya akan kita kawal di depan DPR sehingga tidak mengganggu," katanya.
 
Latif menambahkan jika massa bertambah banyak pihaknya bakal melakukan pengalihan lalu lintas dari Jalan Gatot Subroto menuju Jalan Asia Afrika dan dia juga mengimbau peserta demonstrasi untuk saling menghormati pengendara lain.
 
Polres Metro Jakarta Pusat menerjunkan 2.590 personel gabungan untuk mengamankan demo yang dilakukan elemen masyarakat di depan Gedung DPR/ MPR RI, Gatot Subroto, Tanah Abang,
 
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan personel gabungan tersebut terdiri atas Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI, dan Instansi terkait lainnya.
 
Suasana apel persiapan pengamanan aksi di depan gedung DPR/MPR RI, Jumat (1/3/2024). ANTARA/HO-Polres Metro Jakarta Pusat.

"Personel nantinya akan ditempatkan di sejumlah titik di sekitar DPR/ MPR RI. Untuk aksi unjuk rasa hari ini sudah kami antisipasi dengan menyiapkan sejumlah personel untuk melakukan pengamanan dan mencegah massa masuk ke dalam kawasan DPR/ MPR RI," kata Susatyo di Jakarta, Jumat.
 
Aksi unjuk rasa dari elemen masyarakat, mahasiswa, pelajar dan poros buruh tersebut menyampaikan sejumlah agenda terkait hasil Pemilu 2024.
 
Lebih lanjut Susatyo mengatakan, penutupan atau pengalihan arus lalu lintas di sekitar DPR/MPR RI bersifat situasional. Rekayasa arus lalu lintas akan diberlakukan melihat perkembangan dinamika situasi di lapangan.
 
"Kita lihat nanti jumlah massa, bila nanti di depan DPR/MPR RI cukup banyak dan eskalasi meningkat, maka arus lintas yang akan mengarah ke depan Gedung DPR/MPR RI akan kami alihkan, penyekatan di Pulau Dua. Kendaraan dari Jalur dalam tol yang akan menuju pintu keluar tol di depan DPR/MPR RI kami tutup dan diluruskan ke arah Slipi," jelas Susatyo.

Pewarta: Ilham Kausar

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024