Rejanglebong  (Antara) - Banyak petani di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, mendapatkan keuntungan melimpah menyusul melambungnya harga jual aneka sayuran pada musim kemarau.

Acil (43) petani sayur di Kecamatan Curup Tengah, Senin, menyebutkan harga sawi manis di tingkat petani saat ini Rp4.000 per kg, yang merupakan harga tertinggi selama dia bertani sayuran.

Dia mengaku bekerja keras agar sayuran bisa dipanen saat kemarau dengan rutin menyirami tanaman setiap hari.

Acil yang mengolah lahan seluas 30x40 meter persegi itu mengaku berhasil memanen sawi manis sebanyak 750 kg dengan total pendapatan Rp3 juta. Biasanya dari tanah seluas itu, dirinya hanya mampu mendapatkan penghasilan berkisar Rp1 juta-Rp1,5 juta.

Selain mendapatkan keuntungan dari penanaman sawi manis, dirinya juga mendapatkan tambahan dari penanaman buncis yang saat ini di tingkat petani dihargai pedagang pengumpul Rp9.000 per kg. Harga tersebut naik tajam dari sebelumnya yang hanya berkisar Rp2.000 per kg.

Dari lahan garapannya, dia mampu menghasilkan buncis sekitar 250 kg atau turun drastis jika dibandingkan saat musim hujan yang bisa dipanen sekitar satu ton.

"Musin kemarau membuat buncis jadi kerdil karena asupan air berkurang," kata Acil.

Sedangkan untuk tanaman kol bulat, lanjutnya, saat ini masih berumur satu bulan dan diperkirakan baru bisa panen saat berumur 2,5 bulan. Harga kol bulat di tingkat petani mencapai Rp7.000 per kg, padahal sebelumnya hanya berkisar Rp1.000-Rp2.000 per kg.

Kisah manis Acil ternyata tidak dialami Suarjiman (36), petani cabai di Kelurahan Pasar Hewan Kecamatan Curup Tengah.

Dirinya malah mengalami kerugian hingga Rp11 juta karena tanaman cabai merah keritingnya di lahan seluas 1/4 hektare gagal panen saat kemarau ini.

"Dari lahan seluas ini cuma bisa panen sekitar tiga karung atau sekitar 100 kg dengan harga jual Rp33.000 per kg atau sekitar Rp3,3 juta. Sedangkan modal keseluruhannya mencapai Rp15 juta, atau masih rugi Rp11 jutaan," kata Suarjiman. ***3***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015