Rejanglebong (Antara) - Harga jual beras di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, dalam beberapa pekan belakangan mengalami kenaikan berkisar Rp3.000 hingga Rp5.000 per kaleng yang berisi 16 kg.

"Harga beras ini hampir setiap minggu mengalami kenaikan, sedangkan untuk stok cukup banyak, terutama dari Lampung," kata Zulkifli, salah seorang pedagang beras di kawasan Pasar Atas Curup, Senin.

Harga beras yang mereka jual per kaleng atau dalam istilah setempat disebut "kampilan" itu mengalami kenaikan sejak pertengahan September 2015 atau tepatnya saat musim panen berakhir.

Sementara beras yang dihasilkan masyarakat Rejanglebong sendiri saat ini jumlahnya sedikit karena baru memasuki musim tanam.

Adapun harga beras yang dijual pedagang saat ini antara lain untuk beras dari luar daerah dengan kualitas asalan Rp150.000 per kaleng atau Rp9.375 per kg. Beras IR-64 dari Lampung Rp170.000 per kaleng atau Rp10.625 per kg.

Selanjutnya, beras IR-64 lokal Rp180.000 per kaleng atau Rp11.250 kg, dan beras lokal kualitas asalan Rp10.000 per kg atau per kalengnya Rp160.000.

Sementara harga termurah yakni Rp8.700 per kg dan kualitas sedang seharga Rp9.800 per kg.

Kenaikan harga beras itu terjadi karena saat ini harga dari pemasok di luar daerah juga mengalami kenaikan, sementara beras yang dihasilkan petani setempat berkurang.

Dia mengatakan akibat kenaikan harga itu membuat daya beli masyarakat menurun, di mana jika sebelumnya per bulan dirinya bisa menghabiskan hingga 10 ton, saat ini hanya sekitar 7 ton.

Naiknya harga beras juga dikeluhkan masyarakat setempat salah satunya ialah Masni (45) warga Kelurahan Air Bang Kecamatan Curup Tengah.

Dia berharap harga beras ini bisa kembali turun sehingga bisa terjangkau oleh masyarakat. ***3***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015